Saya menjawab pertanyaan Mas Greg, salah satu kompasianer yang mempunyai nama lengkap Gregorius Nafanu.Â
Kompasianer dari Indonesia timur itu bertanya, Â saat berkomentar dalam salah satu artikel saya.Â
"Mau dong, cerita tentang alun-alun. Apakah masih menjadi milik rakyat dengan banyak aktifitas, termasuk jalan-jalan sehatnya?" (Gregorius Nafanu)Â
"Kpn2 saya tulis alun2 magetan Mas Greg. Representatif sekali. Tp nggak janji", jawab saya.
Kali ini saya memenuhi permintaan Mas Greg untuk mengulas Alun-alun.
 Kebetulan Alun-alun yang biasa saya kunjungi untuk mengisi akhir pekan bersama suami adalah Alun-alun Magetan.Â
Menurut saya, Alun-alun Magetan adalah lapangan sangat nyaman dengan fasilitas dan taman yang tertata rapi, indah dan asri.Â
Tempat ParkirÂ
Dari pertama datang, mobil tidak boleh parkir di pinggir jalan dekat alun-alun, tapi disediakan tempat parkir sendiri yang cukup luas untuk puluhan atau bahkan ratusan mobil. Letaknya agak di sebelah selatan, berseberangan dengan departemen kominfo.Â
Tempat PKL dan Wisata KulinerÂ
Masuk ke lokasi alun-alun, di sebelah timur disediakan tempat khusus untuk PKL tempat aneka kuliner dan permainan anak.Â
Ciri Khas Alun-alun.Â
Menjadi kebudayaan dan aturan tak tertulis, biasanya Alun-alun terletak di depan kantor bupati, dengan masjid agung dan lapangan luas yang di tengahnya terdapat pohon beringin.Â
Kantor bupati terdapat di sebelah selatan menghadap ke Alun-alun.Â
Taman di alun-alun yang bersih dan asri.
Taman ini berlokasi di alun-alun dengan pepohon asri dan tempat untuk duduk-duduk santai bersama keluarga.Â
Udaranya sejuk dan bersih karena banyak pepohon dan ada petugas yang rutin merawat dan membersihkan taman.
Â
Play ground dan Ramah Anak
Di sebelah utara Alun-alun merupakan taman yang asri, dengan pedestrian lebar memotong alun-alun. Di sepanjang pedestrian yang luas juga terdapat bangku-bangku untuk bersantai, dan akses menuju taman.Â
Tersedia kran air siap minum.Â
Â
Pedestrian sekeliling Alun-alun.Â
Biasanya saya dan suami keliling Alun-alun di sepanjang pedestrian yang dibangun mengelilingi Alun-alun. Mungkin 1 putaran sekitar 800 meter atau sekitar 1 km.Â
Di sepanjang pedestrian juga disediakan bangku untuk duduk jika lelah berjalan.Â
Alun-alun juga menjadi tempat bermain anak-anak dan tempat parkir mobil khusus perpustakaan keliling.Â
Perpustakaan kelilingÂ
Mobil perpustakaan keliling bberhenti di alun-alun Magetan tiap minggu pagi.Â
Di tengah alun-alun, tepatnya di lokasi taman, Kota Magetan juga menyediakan toilet yang cukup bersih dan memadai. Baik toilet duduk atau jongkok yang terdiri dari 3 toilet laki-laki, 3 toilet perempuan. Saya agak lupa, tapi sepertinya ada 1 toilet lagi untuk difabel.Â
Sarapan
Area alun-alun Magetan juga menjadi tempat berburu sarapan yang menarik.Â
Bermacam kuliner tersedia, dari nasi gudeg, pecel, bubur ayam, soto, rawon, seblak, siomay, batagor sampai aneka jajanan tradisional dan jajanan kreatif.Â
Biasanya suami langsung menuju area kuliner untuk sarapan, barulah dilanjutkan jalan santai keliling alun-alun.Â
Tapi pernah juga jalan-jalan dulu keliling alun-alun baru sarapan.Â
Tempat favorit saya adalah lapak nasi pecel, dengan aneka sayuran yang tidak pelit, bumbu pecel yang lezat dan legit, srundeng dan kering tempe.Â
Lauk yang disediakan juga komplit, dari kerupuk, peyek udang, peyek teri, peyek kacang, peyek kedelai, dadar jagung, tempe goreng, tahu, telur dadar, telur ceplok, ayam goreng, opor, daging rendang, empal, iso, babat, paru, ikan wader, udang, perkedel, dll.Â
Jadi, tidak ada alasan untuk malas jalan kaki, sekalipun cuma keliling alun-alun setiap minggu pagi.Â
Tunggu apalagi?Â
Baca juga Brumbun, Embrio Desa Wisata Dalam Geliat Keterbatasan
Terima kasih,.Â
Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H