Jam di gawaiku menayangkan angka 10.02. Tak heran perut sudah meronta-ronta minta diisi.Â
Sebenarnya sudah sejak pukul 06.03 saya dan suami berniat cari sarapan, sekalian dolan. Tapi karena suami malah sibuk manasin mobil dan ngelap mobil yang sebenarnya tidak kotor, jam 06.47 kami baru bisa berangkat.Â
Itupun karena aku memaksa berboncengan naik motor saja, sebab aku belum hafal medan yang akan ditempuh, kalau nanti medannya berat, aku bisa-bisa malah disemprot suami.Â
Benar saja, ternyata jalannya sempit, meski sudah beraspal. Sampai di lokasi, sempat nyasar, karena aku cuma menemukan tempat tujuan dari Google map. Itupun GPS tidak ku hidupkan.Â
Berhubung tempatnya mengasyikkan dan juga asyik ngobrol dengan pengelolanya, jadilah kami telat sarapan.Â
Jam 10 baru selesai mengunjungi Brumbun. Embrio Desa Wisata Dalam Geliat Keterbatasan. Â Tapi rahasia ya, biar surprise kalau suatu saat kutulis, hehehe...Â
Suamiku sudah kelaparan, kuajak saja cari Warung sate gule kesukaannya. Kebetulan aku pernah baca di grup lokal, di sekitar sini ada sate gule yang rekomended.Â
Sampailah di tulisan yang terdapat di pinggir jalan itu, sate gule 400 m.Â
"Duluan saja, Mas. Aku nyusul jalan kaki. Kalau itu cuma PHP, cepat balik. Kalau betulan, tunggu saja di situ! "