Saya penggemar sepak bola. Tapi hanya suka kalau timnas yang berlaga.Â
Kenapa bisa begitu?Â
Mungkin bisa saya jelaskan secara logika. Pertandingan yang diikuti oleh anak kita, atau orang yang terlibat secara emosi dengan kita, akan jauh lebih menarik daripada pertandingan tingkat dunia yang pesertanya tidak kita kenal. Sekalipun mungkin pertandingan yang diikuti anak kita hanya kompetisi tingkat RT.Â
Bahkan seandainya yang bertanding adalah tim yang sudah kondang di seantero jagad, tapi tidak kita kenal, tentunya kita tidak berminat menyaksikan.Â
Akhir-akhir ini, timnas sedikit bangkit dalam setiap laga. Membuat semangat pecinta bola tanah air kembali tumbuh setelah sekian lama harapan pupus.Â
Tapi, tragedi berdarah yang terjadi di Stadion Kanjuruhan membuat pecinta bola tanah air berduka. Termasuk saya.Â
Sekian lama saya terdiam, masih tidak percaya, sekalipun beranda kompasiana dipenuhi kabar duka dari Kanjuruhan.Â
Berharap semua berita itu hoax. Susah dipercaya jika kerusuhan itu benar terjadi.Â
Berbagai analisis dan opini berkembang bebas.Â
Dari kronologi, siapa yang harus bertanggung jawab, sampai tingkat kedewasaan penonton yang rendah.Â
Tragedi ini menjadi trauma yang mendalam. Bagi para korban secara langsung, maupun pecinta bola tanah air yang mungkin syok dan tidak mampu berucap kata.Â
Sungguh peristiwa pahit yang kita harapkan tidak akan pernah terulang lagi.Â
Berikut fakta-fakta yang saya baca dari banyak kanal berita:
1. Usai pertandingan yang berakhir 3-2 untuk kemenangan persebaya, ada supporter aremania yang masuk ke lapangan, diikuti banyak supporter lain.Â
2. Petugas polisi menyemprotkan gas air mata untuk menghalau supporter.Â
3. Pintu-pintu keluar yang dalam aturannya harus dibuka 10 menit sebelum pertandingan berakhir, ternyata masih tertutup. Sebab di luar stadion banyak penonton, yang jika pintu dibuka, akan ikut masuk.Â
4. Penonton yang terpapar gas air mata dan mengalami sesak nafas, berebut keluar, tapi berdesak-desakan, dan ada yang tergencet dan terinjak di pintu keluar, sehingga banyak yang meninggal.Â
5. Diperkirakan ada sekitar 50 orang meninggal yang terjebak di pintu ke-13 yang tidak bisa dibuka.Â
6. Korban meninggal di lapangan sekitar 127 orang.Â
7. Update terbaru Korban meninggal di RS bertambah, menjadi total 131 orang.Â
Pertandingan bola yang menyenangkan dan menghibur justru menjadi petaka.Â
Butuh kedewasaan dan keterbukaan dalam penanganan masalah ini.Â
Perlu pengusutan dan penyelesaian masalah sekaligus.Â
Perlu pertanggung  jawaban atas kekacauan dan musibah yang terjadi, sekaligus solusi agar peristiwa serupa tidak terulang lagi.Â
Laga derby Arema FC vs Persebaya FC itu menyisakan duka yang mendalam.Â
Semoga semua korban tragedi Kanjuruhan husnul khatimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan.
Aamiin...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H