Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Gara-gara Gelar, Gagal Daftar Gopay Plus

4 Oktober 2022   11:44 Diperbarui: 5 Oktober 2022   07:54 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrian 53, dan jumlah antrian 32 orang (dokpri by IYeeS) 

Transfer ke semua bank dengan mudah dari gopay. 

Waduh, siapa yang nggak kepingin? 

Bahkan bisa tarik tunai saldo gopay dari ATM BCA tanpa kartu ATM. 

Semakin menarik kan? 

Langsung saja saya ikuti langkah yang disarankan. Tapi saat langkah terakhir, justru kalimat ini yang keluar. 

Gagal daftar gopay plus (dokpri by IYeeS) 
Gagal daftar gopay plus (dokpri by IYeeS) 

Masih nggak yakin, saya ulangi langkah yang disarankan sampai 10 kali. 

Ternyata tetap saja begitu. Tetap tidak bisa mendaftar gopay plus. Ini mungkin era super app sudah diluncurkan pemerintah. Satu e-ktp terhubung dan terintegrasi dengan banyak aplikasi. 

Akhirnya saya datang langsung ke disdukcapil Kabupaten Madiun yang berlokasi di dekat alun-alun kota Madiun. 

Antriannya banyak. Karena tidak paham apa yang salah dengan data e-ktp, saya diambilkan antrian dibagian e-ktp. 

Akhirnya antri menunggu sekitar 13 antrian. Lumayan. Akhirnya tiba giliran saya. 

Saya ceritakan kasus saya. 

"Ini data Ibu belum diaktifkan. Saya aktifkan dulu ya, "

"Ya Pak, silakan! "

"O, ini di KK Ibu, namanya pakai IR. Kalau di KTP, pakainya SP. Jadi harus diganti dulu KKnya. 

" Lha itu dulu Pak Kamituwo yang nulis lho Pak. Saya bilang Sarjana Pertanian, ditulisnya IR. Insinyur. Saya juga nggak mikir, yang penting nama saya Isti Yogiswandani. Mau dikasih IR. Apa SP tidak berpengaruh, buat daftar kerja juga nggak pernah diterima, hihihi.. 

"Sekarang Ibu mau milihnya apa?"

Ya sudah, sesuai ijazah dan KTP saja, Pak. "

"Kalau begitu, KKnya saja yang Ibu ganti!

 "Caranya bagaimana Pak? "

"Silakan Ibu ambil antrian di bagian KK, "

"Ya sudah, Pak. Terimakasih. 

Aku kembali ke depan, ambil antrian lagi bagian KK. 

Antrian 53, dan jumlah antrian 32 orang (dokpri by IYeeS) 
Antrian 53, dan jumlah antrian 32 orang (dokpri by IYeeS) 

Waduh, Kira-kira sampai kapan nih. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 12. Seperti nya lebih baik ditunggu sholat dhuhur dulu saja nih. 

Nanti ya, saya lanjutkan menuliskan prosesnya, kalau saya sudah dilayani bagian KK. 

Saya tanya mushola pada petugas di nomor antrian, dan ditunjukkan ke lantai atas. 

Sampai di mushola, celingukan mencari toilet dan tempat wudhu kok nggak ada? 

"Bu, tempat wudhunya di mana? "Kubertanya pada ibu-ibu yang sudah bersiap menunaikan shalat dhuhur. 

" Di bawah, Bu! " Jawab salah satu dari mereka. 

Aku turun, ternyata memang betul, ada tempat wudhu, tapi kok toilet laki-laki? 

Untung kosong, kalau ada orangnya pasti teriak, hehehe.. 

Tempat wudhunya ada yang agak ke dalam dan agak tertutup, jadi aku wudhu di situ. 

"Mau apa? " Tanya seorang bapak yang mengincar sandal jepit yang sama denganku. 

"Mau wudhu, Pak! "

"Dari mana? "

"Dari antri di disdukcapil, " Jawabku. 

" Di atas kan ada tempat wudhu wanita? "

"Tadi tanya ibu-ibu katanya wudhunya di sini, " Balasku. 

"Sini sandalnya! " Sandal yang sudah kuinjak sebelah, digapai pakai kakinya. Ya sudah, aku mengalah. Wong aku yang salah, di tempat wudhu laki-laki. Hihihi. 

Sehabis shalat, aku mau kembali,  ternyata memang ada tempat wudhu wanita. Tadi sebenarnya kulewati, dekat belokan. Tapi karena pandanganku ke arah mushola, jadi tidak memperhatikan. Bahkan ada toiletnya juga yang bersih dan nyaman. 

Ternyata antrian sudah di atas angka 40, tak menunggu lama tiba giliranku. 

"Ada masalah apa, Bu? " Petugas disdukcapil yang mengenakan masker menyapa ramah. 

"Ini Pak. Data nama saya di KK dan e-ktp berbeda. Ini cara menyelesaikannya bagaimana? "

"KKnya dibawa? "

"Ya, Pak! "

"Yang asli? " 

"Ya, Pak. KK asli sama ijazah asli saya bawa, "

"KTPnya sudah elektronik? "

"Sudah, Pak! E-KTP nya sudah benar, tapi KKnya salah. "

"Lho, kok bisa Bu? Padahal e-ktp itu dibuat berdasar KK. "

"Jadi gini, Pak! " ( Gelar tikar dulu. Eh, enggaakkk... Hehehe). 

"Waktu perekaman e-ktp kan petugasnya bilang, data-datanya yang betul dan terbaru sekalian, tapi nanti KKnya diubah, "

Jadinya saya berikan data yang benar dan terbaru. Berhubung e-ktp nya sudah bisa digunakan, KKnya tidak saya ganti sampai sekarang, hehehe   " (Ngaku sajalah, kenyataannya begitu) 

"Ya sudah, ini KKnya saya sesuaikan dengan e-ktp ibu saja, jadi tidak perlu diganti. Cukup KKnya saja, soalnya kalau KK masih manual, "

"Siap, Pak. Yang penting beres! "

Alhamdulillah, nggak pakai lama, KK yang baru sudah selesai diprint, dan e-ktp saya sudah diaktifkan datanya. 

Ternyata prosesnya cepat dan lancar. Terima kasih, Pak Petugas. (Salah satu kejelekan ku, tidak pernah menanyakan nama. Bahkan teman ngobrol asyik pun terkadang tidak tahu namanya. Maaf ya, Pak..

Terimakasih disdukcapil. Pelayanannya memuaskan, meski antrian panjaaaang... 

O, iya. Gopay plus pun sudah sukses ter upgrade. Alhamdulillah.. 

Gopay plus sudah sukses ter upgrade (dokpri by IYeeS) 
Gopay plus sudah sukses ter upgrade (dokpri by IYeeS) 

Terima kasih. 

Semoga bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun