Hobi suami yang lain adalah membeli buku. Sekali membeli biasanya lebih dari satu.Â
Saya sih tetap mendukungnya, karena tidak mengganggu uang belanja. Hahaha..Â
Biar saja, uang honor, uang sertifikasi, dan uang-uang lain selain gaji pokok dihabiskan untuk menyalurkan hobinya.Â
Saya justru mendukungnya dengan menjadi pembaca setia buku-buku yang dibeli suami. Sayang kan kalau dibeli tapi tak pernah dibaca. Membuat saya tambah wawasan dan kaya pengetahuan. Hehehe..Â
Hobi suami yang lain adalah membeli perkakas. Satu set kunci perkakas dalam tas besar. Satu kotak perkakas bermacam tang. Satu kotak perkakas bermacam drei. Beberapa gergaji, golok, badik, dan banyak senjata untuk berkebun. Saya dukung dan biasa saya pergunakan kalau perlu. Hihihi..Â
Satu-satunya perkakas yang saya beli adalah kunci Inggris, yang saya butuhkan saat mengganti kran. Sebab pekerjaan seremeh itu rasanya lebay kalau harus memanggil tukang.Â
Sedang minta tolong suami katanya sibuk. Harus beli ini dulu, menggergaji, membeli pipa sambungan, dan beribu alasan. Padahal tinggal kran lama dibuka dengan kunci Inggris, terus diganti yang baru setelah dibungkus selotip. Solutip kan, Hihihi..Â
Saya memang sukanya simple dan seadanya. Noribet, noribut.Â
Ketika kompasiana melempar pertanyaan, "Haruskah hobi suami seijin istri? "
Kalau saya yang ditanya, maka jawaban saya, Tidak!!!Â