Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Demo Tolak Kenaikan Harga BBM dan Hobi Bersepeda

4 September 2022   15:47 Diperbarui: 4 September 2022   15:48 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bertemu teman lama yang hobi bersepeda (dokpri by IYeeS) 

"Hai,...! " Suamiku berteriak dan melambai pada seorang pesepeda. 

"Siapa? " Tanyaku. 

"Teman, "

"Kenapa tidak di ajak ke sini? "

"Biar, nanti menghampiri, "

"Ya sudah! "

Benar saja, sang teman yang kemudian kuketahui namanya Pak Fajar adalah seorang guru yang dulu pernah satu tempat mengajar di SMAN Dolopo. Tapi kemudian mengajukan permohonan pindah karena rumahnya di Magetan, sehingga bisa pindah mengajar ke sebuah SMA di Magetan. 

Ngobrol bersama teman lama di alun-alun Magetan(dokpri by IYeeS) 
Ngobrol bersama teman lama di alun-alun Magetan(dokpri by IYeeS) 

Sementara suamiku ngobrol bersama Pak Fajar, aku jalan-jalan keliling alun-alun Magetan yang lumayan ramai di minggu pagi tadi. 

Pengunjung alun-alun Magetan (dokpri by IYeeS) 
Pengunjung alun-alun Magetan (dokpri by IYeeS) 

Kebetulan kemarin pagi, aku dan suami juga jalan-jalan keliling kota Madiun sambil cuci mobil ke tempat langganan. 

Tepat beberapa jam sebelum harga  BBM naik, suamiku mengisi pertamax di SPBU. Atau malah diisi pertalite sama petugasnya? 

"Segera download aplikasi My pertamina, Pak. Hari ini masih dilayani, kalau besok tidak boleh", petugas SPBU memberitahu suamiku. Tidak tahu kalau beberapa jam kemudian BBM naik, hehehe.. 

" Ya, Pak! " Kata suamiku. Yang penting hari ini masih boleh, " Suamiku bergumam sendiri. 

"Kalau beli pertamax apa juga pakai aplikasi? " Suamiku bertanya padaku. 

"Nggak tau, mungkin semua yang bersubsidi harus menggunakan aplikasi. Pertamax apa juga disubsidi? " Aku balik bertanya. 

"Embuh..! " Kata suamiku sambil tertawa. 

Karena penasaran, saya buka internet dan berselancar mencari ketentuan pemakaian aplikasi pertamina. Ternyata diberitakan bahwa ketentuan itu hanya diperuntukkan untuk kendaraan roda 4 yang ingin membeli solar dan pertalite. Berarti tadi diisi pertalite sama petugasnya. Memang di situ tertulis pertalite dan pertamax. 

Ada 5 BBM yang penggunaannya tidak perlu menggunakan aplikasi pertamina, yaitu :

1. pertamax turbo

2. Pertamax racing

3. Pertamax dex

4. Pertamax

5. Dexlite

Di saat harga BBM melambung tinggi, sepertinya perlu beberapa trik untuk mensiasati, di antaranya :

1. Untuk jarak dekat, lebih baik memilih jalan kaki. 

2. Untuk jarak agak jauh, bisa memilih sepeda untuk mencapainya. 

3. Untuk jarak jauh, bisa menggunakan angkutan umum jika rutenya terlewati. 

4. Jika cuma sendiri atau berdua, lebih baik memilih bersepeda motor daripada mobil. Kecuali untuk yang mempunyai kondisi khusus dan terpaksa harus bermobil. 

Beberapa media online memberitakan demo mahasiswa tolak kenaikan harga BBM dengan membakar ban. 

Sejumlah mahasiswa menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM solar, Pertalite dan Pertamax.

Demo dilakukan di jalan AP Pettarani -Sultan Alauddin Makassar hingga sekira pukul 22.30 Wita, Sabtu (Tribunnews.com) 

Tak terasa setelah keliling lapangan, menghampiri beberapa pengunjung yang duduk- duduk di bangku taman dan sudut-sudut lapangan yang menarik, saya sudah kembali ke tempat suamiku dan temannya mengobrol. 

Tak lama Pak Fajar berpamitan. Padahal sebenarnya suamiku kuminta mengajak Pak Fajar ikut sarapan nasi pecel bersama kami. 

Malah Pak Fajar mengajak kami berwisata kuliner ke Lapangan desa tempat beliau tinggal. 

"Banyak kuliner unik, nasi pecelnya juga enak dan murah, "kata Pak Fajar. 

" Ya, Pak. Insya Allah nanti ke sana, tak cari di Google maps, " Jawab suamiku. 

"Oke! " Pak Fajar berlalu melanjutkan perjalanannya dengan sepeda. 

Kami sarapan dulu ya, besok saya ulas lapangan Candirejo Magetan yang jadi tempat wisata kuliner tradisional. Pokoknya asyik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun