Mbak Win,biasa saya menyapa mempunyai nama lengkap Wiwin Kurniasih.Â
Perempuan cantik ini teman saya SMP dan SMA. Saat SMP pernah sekelas, di kelas satu dan kelas 3. Bahkan saat kelas 3, kami duduk berdekatan meski tidak sebangku. Jadi kami sempat akrab dan terkadang berkomplot melakukan hal-hal konyol.Â
Tak heran jika saya cukup paham dan mengenal Mbak Win sebagai pribadi yang cerdas, kreatif dan aktif dalam berbagai kegiatan.Â
Pertama kali kami kontak lagi sekian lama di Facebook. Dari Facebook lah saya mengetahui aktifitas berkebaya Mbak Win bersama komunitasnya, Perempuan Berkebaya Yogya.Â
Lewat messenger saya minta ijin pada Mbak Win untuk memakai foto-foto berkebaya nya yang banyak diunggah di Facebook.
Senang banget saat diijinkan dan diperbolehkan memilih sendiri di Facebook. Banyak sekali kegiatan sehari-hari Mbak Win dengan berkebaya. Bahkan piknik ke tempat-tempat wisata dengan berkebaya. Jadi bingung memilihnya, semua menarik dan menawan dalam balutan kebaya.Â
Tak lupa saya mengulik kegiatan Mbak Win bersama komunitasnya.Â
"Komunitas kebaya yang aku ikuti sudah tidak terlalu aktif,"Â Â jawabnya.
Meski begitu, Mbak Win masih sering berkebaya dalam berbagai kesempatan. Banyak foto-foto Mbak Win bersama keluarga maupun teman-temannya dalam balutan kebaya.Â
"Awalnya dulu Perempuan berkebaya lahir dari teman-teman yg masih merawat jarik dan kebaya tinggalan orang tua, eman-eman(kalau tidak dipakai dan dimanfaatkan) "Mbak Win melanjutkan ceritanya.Â
" Lalu karena  hobi yg sama sering kumpul-kumpul, tujuannya ya bergembira dan mengabarkan pada dunia bahwa kebaya itu masih dipelihara oleh generasi penerus,krn banyaknya filosofi yang  luhur dalam  setiap kain  atau jarik.
 Kegiatannya banyak selain kumpul-kumpul  juga terus belajar tentang filosofi-filosofi budaya jawa yg tertuang dalam kain dan kebaya.
 Lalu kegiatan sosial lainnya seperti baksos ,literasi, berkesenian dll.
Mbak Win seringkali memberi donasi dan memfasilitasi sumbangan buku dari tempatnya berkarir di Gramedia Yogya. Banyak kegiatan donasi yang telah dilakukan. Baik untuk alumni atau SMA-SMA di Purworejo, kampung halaman kami.Â
Mbak Win yang tetap cantik meski kedua putranya sudah lulus sarjana hukum ini kembali melanjutkan jawaban atas pertanyaan saya.Â
" Sekarang,(komunitas berkebaya) diteruskan yg muda-muda  dengan semakin  banyaknya muncul kelompok-kelompok komunitas  kebaya.
 Ada perempuan berkebaya yang dibentuk tiap daerah, seperti Perempuan Berkebaya Jogja,Jakarta, dll.
Bahkan ada Chatra Kebaya, Perempuan Berkain Nusantara (lebih luas lagi tidak  hanya kebaya yang identik Jawa,tapi di beberapa daerah yang punya budaya berkain, (berkebaya, dan pakaian adat lainnya).
"Tujuan dan misinya sama, memelihara dan melestarikan budaya Nusantara."
Mbak Win mengakhiri obrolan bersama saya di messenger.
Meski sudah tidak terlalu aktif melakukan aktivitas bersama komunitas berkebayanya, Mbak Win masih tetap suka berkebaya dalam aktivitas sehari-hari. Coba kita simak profil Mbak Win memberikan pembelaan pada kebaya dengan menikmati aktifitas dalam balutan kebaya.
Semakin banyak perempuan Indonesia mencintai kebaya dan bangga memakainya  dalam aktifitas sehari-hari seperti Mbak Win, akan semakin mudah bagi kebaya untuk memperoleh pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda milik Indonesia.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H