Mbak Marem, Pasar Minggu Krandegan, dan Kebangkitan UMKM pada HUT 77 RI

Minggu pagi itu Kabut masih membayang. Hawa dingin masih setia menguntit. Saya menuju ke lapangan desa Krandegan untuk mengikuti acara jalan santai dalam rangka memperingati HUT 77 RI yang dikomandani Karang Taruna. 

Sesuai yang tercatat di lembar tiket, acara di mulai pukul 06.00. Tapi sampai di lokasi peserta yang datang masih bisa dihitung dengan jari. Padahal  tadi saya berangkat dari rumah sudah pukul 06.45.

Sudah sempat mempersiapkan sarapan untuk suami yang masih enggan beranjak dari empuknya kasur. 

Baca juga: Jalan Santai HUT 77 RI Banyak Manfaat Kesehatan, Selain Bertabur Doorprize

Mau sarapan sendiri tidak berselera, mungkin belum lapar, jadi saya hanya membawa sebotol air mineral dan jajanan ringan. 

Mata saya tertuju pada lapak-lapak yang ada di selatan lapangan. Rupanya ada beberapa UMKM yang menggelar dagangan. Ada nasi bungkus juga. Saya tadinya berniat membeli, tapi jam di HP sudah menunjukkan pukul 06.30. 

Pasar minggu Krandegan, salah satu wujud kebangkitan UMKM (dokpri by IYeeS)

Saya khawatir kalau sedang sarapan, acara dimulai. Saya paling tidak suka makan tergesa-gesa. Saya lebih suka pelan tapi pasti. Dan banyak.... Eh. Hehehe. 

Baca juga: Lomba Olahan Ikan, Bukti Kecukupan Gizi Setelah 77 Tahun Merdeka

Saya mendatangi lapak satu persatu. Tapi ragu mau membeli, sebab di tas saya sudah ada bekal minum dan satu box snack. Sudah terlalu banyak. Akhirnya saya cuma melihat-lihat saja. 

Baca juga: Sudahkah Tempatmu Mengadakan Lomba Tumpeng?

Lapak pertama, berasal dari dusun  saya. Buluh. Ada Buluh 1, Buluh 2, Buluh 3. Ini memang Dusun paling aktif dan kreatif, hehehe... 

Lapak UMKM di Pasar Minggu Desa Krandegan (dokpri by IYeeS) 

Ada nasi bungkus, minuman, dan jajanan. Pentol kalau tidak salah. Terus sebelahnya ada telur gulung. Ada es teh, ada juga es jus dengan harga terjangkau. 

Sepertinya ada beras kencur dan kunir asem, kalau tidak salah. 

Sebenarnya, sesuai dengan yang tertulis  produk asli desa Krandegan, saya berharap menemukan jajanan khas asli desa krandegan. Entah apapun itu. 

Kalau bisa yang unik dan susah ditemui di daerah lain. 

Mendatangi Mbak Marem, membuat saya salut pada Mbak yang satu ini. Orangnya cekatan, penuh inisiatif dan inovasi. 

Ibu 2 putra yang masih lincah dan cantik ini membawa dagangan yang cukup beragam dan banyak. 

Dari bermacam makanan ringan seperti keripik, sate tahu, nugget tahu, ketan urap, sampai hungkwe, aneka minuman hasil racikan sendiri, dan masih banyak lagi. Tak heran lapaknya tak tak pernah sepi. 

Mbak Marem juga kreatif dengan menuliskan diskon di lapaknya. 

Coba perhatikan apa yang ditulis mbak Marem :

Daftar bisnis mbak marem dan ketentuan diskonnya. Keren kan? (Dokpri by IYeeS) 

Mbak Marem merupakan contoh perempuan Indonesia yang ulet dan tangguh. Bersama suami dan putranya, mbak Marem juga bisnis air minum yang viral di Madiun Selatan. Yaitu air dari sumber yang tak pernah kering dari pintu, dagangan. 

Di rumahnya juga membuka toko kelontong yang menyediakan aneka kebutuhan keluarga. 

Untuk gas dan air mineral melayani pesan antar. 

Bahkan Mbak Marem juga bersedia memenuhi pesanan kue-kue dan apa saja yang dibutuhkan konsumen. 

Mbak Marem memang luar biasa, hampir semua orang di Desa Krandegan pasti mengenalnya. 

Sambil menunggu acara jalan santai, saya jalan-jalan dulu keliling lapangan mumpung udara masih segar dan udara yang dingin membutuhkan pemanasan untuk membuat kaki terbiasa. 

Malah ketemu beberapa tetangga dekat rumah. Lumayan, bisa selfi-selfi dulu, hihihi. 

Sesekali selfi bersama bestie... Hehehe (dokpri by IYeeS) 

Semoga pasar minggu Desa Krandegan yang berlokasi di sebelah selatan lapangan desa Krandegan ini bisa rutin dan kontinyu terlaksana tiap minggu.

Berkembang menjadi ajang bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya dan mendukung kebangkitan ekonomi Indonesia pada hut 77 ri. 

Pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat. 

Terimakasih, semoga artikel ini bermanfaat dan pelaku UMKM lebih bersemangat. 

Merdeka.