Tak perlu cerita panjang lebar, akhirnya Gurami bakar pesanan saya sudah siap.Â
Tampilannya lumayan cantik. Kematangannya pas. Sudah matang, tapi rasa dagingnya masih terasa segar.Â
Asam manis asinnya berpadu lumayan serasi. Manisnya agak dominan, dan ada tendangan rasa kencur yang segar. Kebetulan saya suka kencur, jadi menambah kelezatannya.Â
Kalau dimakan tanpa nasi, asinnya pas. Tapi kalau dimakan sebagai lauk nasi, perlu sedikit lebih asin.Â
Sambalnya tidak terlalu pedas. Pas dengan selera saya. Suka sambal, tapi tidak terlalu pedas. Terasa asam segar karena dominan tomatnya. Cuma sedikit kurang asin.Â
Sudah ya, saya habiskan dulu gurami bakar yang yummi, nyoi nyoss... (Itu sih kata pedagang tahu digoreng dadakan, hihihi...Â
O, iya. Harganya terjangkau banget. Kalau di caping gunung gurami segitu dihargai 66 ribu, di sini cuma dihargai di bawah 50 ribu. Itupun mungkin di desa sudah dianggap mahal.Â
Bersantap siang telat dengan gurami bakar kesukaan ini menutup petualangan saya di hari kemerdekaan ke -77 Â NKRI.Â
Terimakasih. I love me time. Merdeka!!!Â