Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Polisi Tembak Polisi, di Mana Drama Ini Bermuara?

10 Agustus 2022   11:13 Diperbarui: 11 Agustus 2022   15:40 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ajudan Irjen Ferdy Sambo, Bhayangkara Dua Richard Eliezer atau Bharada E (tengah) di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7). Foto: Ricardo/JPNN.com

Awalnya, saya tidak begitu tertarik ketika suami bercerita tak jelas ujung pangkalnya tentang ajudan seorang jendral yang baku tembak dengan sopir istri seorang jendral. Itu berita awalnya. 

Ah, paling perselingkuhan yang berakhir dengan baku tembak karena sama-sama mempunyai senjata, batin saya. 

Bahkan dengan judul "polisi tembak polisi pun " Saya tetap tidak tertarik dengan kasus seperti ini. 

Sepertinya hal seperti itu biasa terjadi, bahkan dalam berita gosip dan gibah. 

Saya sempat heran, ketika ada seorang kompasianer yang hanya mengunggah foto-foto istri sang Jendral yang dikabarkan mengalami pelecehan, kontennya dilihat oleh ribuan, puluhan ribu, atau bahkan ratusan ribu hanya dalam waktu beberapa jam. 

Itupun saya masih belum tertarik. Saya anggap masih berupa berita gibah yang tidak ada gunanya. 

Meski hampir semua artikel yang memuat berita kasus brigadir J, bharada E menarik ribuan pembaca, saya tetap tidak tertarik.

Saya mulai ikut-ikutan membaca berita ini ketika ditemukan kejanggalan kasus ini dan menjadi kasus tak biasa, karena semakin kompleks dan dramatis, penuh misteri. Dari ditemukannya fakta kondisi jasad brigadir J yang penuh luka, bahkan ada luka sayatan seperti dianiaya, kasus ini menjadi menarik karena terjadi kejanggalan. Mungkin hanya detektif sekaliber Sherlock Holmes atau malah detektif Conan yang bisa mengungkap kasus ini, hehehe... 

Kisah drama ini mulai menemui titik terang ketika Irjen Ferdy Sambo yang semula menjadi tersangka karena pelanggaran kode etik, berubah menjadi tersangka pelaku, atas pengakuan Bharada E. Kasus seolah sudah terungkap. 

Tapi ketika kasus ini menjadi dasyat dan melibatkan banyak personil di tubuh polri, pertanyaan yang mendasar kembali muncul. Apa motif di balik kasus ini? Siapakah brigadir J yang membuat puluhan anggota polri kalang kabut dan terlibat dalam persekongkolan untuk menghabisinya? 

Pastilah ada misteri besar dibalik kasus ini sehingga meminta tumbal terlibatnya puluhan anggota polri yang terlibat dalam kasus Brigadir J. Tentunya bukan sekedar masalah pribadi. 

Kini kasus ini sudah menjadi kasus besar yang melibatkan negara, bukan lagi kasus internal di tubuh polri. 

Tak salah jika kompasiana mengajak mengawal pengusutan Irjen FS sebagai tersangka dengan melempar topik "Kasus Brigadir J".

Butuh sentuhan penulis cerita misteri untuk dilibatkan dalam penyelesaian kasus ini, sehingga sebisa mungkin, semua diselamatkan, dengan akhir tak terduga yang memuaskan semua pihak. 

Butuh penulis skenario handal, bukan jiplakan atau Plagiasi yang bisa-bisa justru disamakan dengan film-film yang mengangkat kasus polisi, atau malah ceritanya kena blokir karena menjiplak ending film. Eh.... 

Terlepas dari rumitnya kasus ini yang perlahan-lahan terungkap, apresiasi tetap kita berikan terhadap kinerja Polri. 

1. Sudah memakamkan Brigadir J sebagaimana mestinya dengan penghormatan sebagai anggota polri, meski kasusnya belum terungkap. 

2. Sudah bergerak relatif cepat mengungkap kasus ini dengan adil, sehingga kini terkuak bahwa diduga telah terjadi konspirasi pembunuhan berencana dengan skenario untuk melenyapkan brigadir J yang diotaki Irjen FS, bersama RR, KM dan Bharada E yang sempat dijadikan tumbal sebelum kejanggalan kasus ini terungkap. 

3. Semoga motif kasus menghabisi Brigadir J ini segera terkuak.

 Meski Menkopolhukam Mahfud MD memberi chloe kalau motifnya sangat sensitif dan hanya boleh didengar oleh orang dewasa, tapi tidak bisa langsung dihubungkan terhadap pelecehan seksual terhadap PC. Motifnya masih menjadi misteri dan menimbulkan tanda tanya. 

Sebab hal orang dewasa sangat banyak, seperti memperoleh KTP, SIM, memperoleh hak pilih dan dipilih, dan lain-lain. 

Semoga kasus ini segera terungkap, sesuai harapan Presiden Jokowi agar kasus ini diusut tuntas.

Kita dukung dan kawal Polri segera bisa menuntaskan kasus ini sebagai lembaga pengayom rakyat yang siap menegakkan keadilan. 

Aamiin.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun