Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Air dari Sumber yang Tak Pernah Kering, Menyembuhkan Berbagai Penyakit?

4 Agustus 2022   12:02 Diperbarui: 4 Agustus 2022   18:15 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air dialirkan melalui pipa-pipa yang ditempel di tembok (dokpri by IYees) 

"Iya, saya pesen 2 galon tiap hari! "

"Aku satu, buat minum sama masak saja, ".

" Badanku lebih enakan. Sudah jarang kesemutan! "

"Aku juga. Airnya jernih, tidak berasa dan segar. 

"Tidak direbus juga gak papa! "

"Air apa sih? " Tanyaku heran. 

Ibu-ibu langsung tertawa mendengar pertanyaanku. Kelihatan banget aku kalau kudet. 

"Itu, Bu. Air alami di dagangan, sumbernya tidak pernah kering, " Jawab Bu RT. 

Oh, aku memang biasanya paling telat kalau ada kabar-kabar terbaru. Begitu juga tentang sumber air yang sudah lama viral. 

Bahkan sejenak saya berselancar di internet, ada yang mengatakan air itu merupakan air suci yang bisa menyembuhkan bermacam penyakit. Membuat saya semakin penasaran. 

Bahkan sudah diuji laboratorium memenuhi standar air minum untuk dikonsumsi. 

Saya membayangkannya sumber air itu seperti sebuah sendang, atau sumur terbuka yang dikerubungi orang dan berebut menciduknya dari sebuah sumber alami yang memancar di sekitar rindangnya pepohon di pinggir atau di tengah hutan. 

Sebenarnya lokasi sumber air yang tak pernah kering itu sering saya lewati, karena saya dan suami sering ngadem ke kresek. 

Arahnya dari Pasar Pagotan, ke arah timur, sebelum perempatan pintu. Tepat nya di Pasar Dagangan. 

Pasar? Bukan di tengah hutan? 

Karena penasaran, sore itu selepas healing di Caping Gunung, saya mampir ke lokasi sumber air yang tak pernah kering. 

Pintu masuk ke tempat sumber air yang tak pernah kering (dokpri by IYees) 
Pintu masuk ke tempat sumber air yang tak pernah kering (dokpri by IYees) 

Dari luar terlihat sepi, ternyata di dalam penuh orang. Rapat, meski mereka antri dengan tertib. 

Ada banyak pipa tempat air mengucur dari pipa yang dipasang di tembok dekat sumber air. Kran itu itu tidak pernah dimatikan, dan orang bergantian menampungnya dalam galon, jrigen atau botol-botol besar. 

Pipa hitam besar itu sumber utama keluarnya air yang tak pernah kering (dokpri) 
Pipa hitam besar itu sumber utama keluarnya air yang tak pernah kering (dokpri) 

Penasaran dengan keistimewaan sumber air ini, saya mendekati Pak Totok yang sedang sibuk melayani sumbangan pembayaran air dari pengunjung. 

Kini, sumber air ini dikelola Bumdes Dagangan untuk perawatan dan pengelolaan. 

Air dialirkan melalui pipa-pipa yang ditempel di tembok (dokpri by IYees) 
Air dialirkan melalui pipa-pipa yang ditempel di tembok (dokpri by IYees) 

"Assalamu'alaikum... Pareng nyuwun pirsa, Pak? " Tanya saya. 

(Assalamu'alaikum, boleh nanya-nanya, Pak?) 

"Boleh".

" Ini desa dagangan kecamatan Geger ya, Pak? "

"Bukan, Bu. Kecamatan nya juga Dagangan"

"Eh, iya. Maaf salah. Soalnya saya bukan asli sini, hehehe.. 

" Ini sekarang dikelola desa ya, Pak? Pergalonnya berapa? 

Tarif air di situ (dokpri by IYees) 
Tarif air di situ (dokpri by IYees) 

"Per galonnya seribu, kalau 6 galon ke atas, 1500."

"Lho, kalau banyak malah lebih mahal ya, Pak? 

" Lha iya lah Bu. Lha itu antri seperti itu. Kasihan yang lainnya kalau kelamaan nunggu gilirannya! "

"Iya juga sih," Jawabku. 

"Harusnya kalau yang butuh di atas 5 galon suruh datang malam, Pak! "

Mas-mas di sebelahku nyeletuk. 

Malam haripun tetap ramai (dokpri by IYees) 
Malam haripun tetap ramai (dokpri by IYees) 

"Lhooo... Ini malah tambah ramai, Pak. Dini hari itu pada bawa pikep, truk, pokoknya tidak pernah sepi, " Balas Pak Totok. 

"Sumber air ini apa ada ceritanya, Pak? "

Pak Totok terdiam, mungkin kurang paham maksudku, apa sedang asyik menghitung uang, hihihi.. 

"Maksud saya sejarahnya, Pak? Apa pernah jadi tempat mandi para wali, atau bekas petilasan Raja Majapahit, gitu? "

(Biasalah, saya memang suka legenda-legenda yang asyik kalau diceritakan pada anak cucu yang hidup di era digital ini). 

"Sumber air ini sumur bor buatan Belanda Bu. Dulu tempat ini adalah hutan yang diubah menjadi perkebunan kapas oleh Belanda. Nah, sumur bor ini dibuat untuk mengairi perkebunan kapas, "

"Oalah..! " Ternyata itu rahasianya. Yang namanya perkebunan tentunya sangat luas, jadi bisa dibayangkan, berapa besar kapasitas sumber air yang dibutuhkan untuk mengairinya.

 Jadi kagum pada kemampuan para sinyo meneer Belanda yang sudah mampu membuat sumur bor dengan kapasitas setara untuk mengairi perkebunan. Eh... 

Antri mengisi galon dengan tertib. Saat kemarau, sumber air ini tetap mengucurkan air jernih dan segar (dokpri by IYees) 
Antri mengisi galon dengan tertib. Saat kemarau, sumber air ini tetap mengucurkan air jernih dan segar (dokpri by IYees) 

Di dekat situ, sebelah utara Pasar Pagotan juga terdapat pabrik gula. Kemungkinan sumber air ini dipakai juga untuk mengairi lahan tebu. Bisa jadi. 

"Kira-kira sumur bor ini dibuat tahun berapa ya, Pak." Tanyaku masih kepo. 

"Waduh, tahunnya ndak paham Bu, itu juga cuma cerita dari mbah-mbah turun temurun, "

"Yang jelas jaman Belanda ya, Pak?  Hehehe... 

" Ya pastinya,hahaha...! "

"Ya, sudah. Terimakasih ya, Pak! " Maaf sudah mengganggu! "

"Ya, Bu. Sama-sama..! "

Saya langsung kembali menemui suami yang lagi asyik bermain HP, dan minta dibelikan krupuk upil (krupuk goreng pasir). 

Penjual krupuk upil di sebelah pintu masuk sumber air yang tak pernah kering (dokpri by IYees) 
Penjual krupuk upil di sebelah pintu masuk sumber air yang tak pernah kering (dokpri by IYees) 

Kebetulan pintu masuk sumber air yang tak pernah kering ini memang pas di dekat penjual krupuk upil, yang kutekan sedikit masih renyah, berarti masih baru dan tidak mlempem, karena krupuk upil ini mudah sekali mlempem. 

Kalau penasaran, bisa datang ke lokasi dan merasakan kesegaran air dari sumber yang tak pernah kering, di dusun sawahan, desa Dagangan, kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun