Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rumah di Atas Bukit, Saksi Bisu Kekejaman PKI di Madiun 1948

1 Agustus 2022   12:25 Diperbarui: 5 Agustus 2022   10:51 3920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagar tembok yang berupa diorama yang mengisahkan kekejaman PKI 1948 di Madiun (dokpri) 

Monumen Kresek adalah Monumen yang dibangun untuk mengenang sejarah kekejaman PKI yang terjadi di Madiun pada tahun 1948. 

Monumen ini dipergunakan sebagai peringatan, agar peristiwa berdarah yang menghilangkan nilai -nilai kemanusiaan itu tidak terulang lagi. 

Sebagai sejarah kelam, rasanya tak nyaman menyaksikan peristiwa itu diabadikan dalam patung dan diorama yang terdapat di lokasi pembantaian, tapi apa boleh buat, peristiwa sejarah harus dicatat sebagai bukti telah terjadi kekejaman di luar batas kemanusiaan. 

Bagi pelaku sejarah, peristiwa itu mungkin masih meninggalkan luka yang menganga setiap kali menyaksikan patung-patung bukti sejarah. 

Tapi generasi muda, mungkin hanya bisa mendengar cerita dan mengambil hikmahnya, agar tidak mudah diadu domba dan dihancurkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab di era digital ini. 

Bahwa perbedaan pendapat dan perbedaan pandangan tidak harus diselesaikan dengan kekerasan. 

Di pintu masuk wisata ini, suasana terlihat ramah dan menarik. 

Sebelum masuk lokasi, di jalan ada portal yang dijaga dengan tulisan retribusi sebesar 3 ribu. Tiket masuk langsung dibayarkan pada petugas yang berjaga di pos pintu masuk. 

Setelah itu pengunjung bebas mencari tempat parkir dengan biaya 2 ribu untuk sepeda motor, dan 5 ribu untuk mobil. 

Di pintu masuk, ada lorong yang dihias payung dan dipasang lampu-lampu untuk memperindah dekorasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun