Chairil Anwar adalah sastrawan angkatan 45 yang mempunyai kisah hidup cukup singkat dan unik.
Chairil Anwar dilahirkan di Medan, Sumatra Utara,pada tanggal 22 Juli 1922.
Anak tunggal dari suami istri Toelos dan Saleha ini harus mengalami pengalaman pahit karena perceraian orang tuanya.
Kemudian Chairil memilih hidup bersama neneknya. Mungkin latar belakang inilah yang membuat Chairil menganggap wanita adalah cinta keduanya setelah sastra.
Jiwa memberontak dan kebebasan Chairil bisa melembut jika berada di antara Ibu dan neneknya.
Pendidikan formal Chairil dimulai dari
Hollandsch-Inlandsche School (HIS). HIS setara Sekolah Dasar (SD).
Kemudian berlanjut ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Sekolah tersebut setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada masa penjajahan Belanda.
Tapi Chairil Putus sekolah dan sekolah di MULO tidak dilanjutkan sampai tamat.
Meski putus sekolah dari MULO, Chairil Anwar mampu menguasai tiga bahasa yaitu Belanda, Jerman, dan Inggris.
Debut Chairil Anwar mulai tampak bersinar ketika karyanya yang berjudul “Nisan” dimuat dalam majalah terbitan tahun 1942. Pada saat usianya masih 20 tahun.