Patih Bujang Ganong yang tahu kalau adiknya jatuh cinta pada Raja Kelana Swandana, girang bukan main. Dia menari-nari kegirangan dan berjumpalitan dengan tetap memanggul Singabarong dan merak yang bertengger di atasnya.Â
Tanpa sadar, Patih Bujang Ganong telah memenuhi persyaratan Dewi Songgolangit yang meminta pertunjukan yang belum pernah ada, sekaligus binatang berkepala 2. Sedang syarat kedua sudah dipenuhi oleh Raja Kelana Swandana.Â
Akhirnya Dewi Songgolangit menikah dengan Raja Kelana Swandana.Â
Patih Bujang Ganong semakin girang segera menari-nari diikuti para warok dan putri kembar berkuda, yang kemudian disebut sebagai penari jathilan.
Demikian asal-usul reog Ponorogo.Â
Dalam versi lain, selama pemerintahan Prabu Brawijaya V, ada seorang prajurit kepercayaan nya bernama Ki Ageng Kutu yang membelot karena tak setuju Prabu Brawijaya menikahi Putri Campa.Â
Ki Ageng Kutu membuka padepokan, dan sering berkeliling mempertunjukan tarian yang disebut reog.Â
Di situ ada penggambaran seekor Harimau yang ditunggangi merak. Diduga ini merupakan sindiran utuk Prabu Brawijaya V yang tunduk pada seorang wanita yang dinikahinya.Â
Demikian cerita reog dengan versi berbeda. Semoga memperluas wawasan  pembaca dan kompasianers tentang reog Ponorogo.Â
Terima kasih. Semoga bermanfaat.Â