Sejak saya mempunyai anak, dan tinggal di desa, kehidupan saya nyaris terisolir di tengah kerimbunan jati, dan fokus mengasuh kedua anak saya.
 Setelah si sulung lahir, selisih 1 tahun 2 bulan, si bungsu lahir.Â
Dapat dibayangkan, bagaimana asyiknya saya mengasuh 2 balita tanpa bantuan pengasuh, Â dan jauh dari keluarga.Â
Kebetulan suami saya juga pendatang, yang bertugas di sebuah SMA di salah satu sudut Kabupaten Madiun. Sedang saya ikut suami, jadi sama-sama berada di lingkungan asing.Â
Di tambah kondisi kami sebagai "kontraktor" yang berpindah dari satu rumah kontrakan ke kontrakan yang lain, membuat kami tidak terlalu akrab dengan tetangga.Â
Saya merasa sedang menyepi dan bertapa, hehehe...Â
Hanya sesekali ada teman kuliah yang berkirim surat. Sedikit menghibur dari keterasingan.Â
Tapi saya nikmati saja kehidupan yang indah itu. Salah satu hobi yang masih bisa saya tekuni dan bisa dilakukan sambil mengasuh anak-anak adalah menulis.Â
Kebetulan suami punya seperangkat komputer yang bisa saya pinjam saat sedang tidak digunakan.Â
Aktifitas itu memberi hiburan tersendiri, apalagi saat beberapa ada yang dimuat di majalah. Hidup saya semakin indah dan berwarna.Â
Saat itu, HP mulai akrab dengan kehidupan sehari-hari, sehingga saya bisa kembali menjalin silaturahmi dengan teman-teman. Terbanyak saat itu teman-teman SMA yang membuat grup alumni.Â