Saya cuma nyengir. Memangnya setelah uang 500 ribu tidak perlu mengangsur, hihihi...Â
Usul yang bagus sih, tapi saat itu kami sedang membangun rumah on going yang butuh biaya tidak sedikit, jadi dana masih terfokus ke situ. Rasanya tak ada gunanya menjelaskan hal-hal seperti itu pada orang lain yang tidak berkepentingan, jadi cukup disenyumin.Â
Sampai sekarang, saya membiasakan diri memanage keuangan dengan skala prioritas dan disesuaikan kebutuhan.
Sampai saat mengkuliahkan anak-anak yang hanya berjarak 1 tahun, sedang yang bekerja hanya suami, tentu saja agak berat jika dipikir, tapi kenyataan nya, semua sudah kami jalani dengan lancar.Â
Managemen keuangan dan gaya hidup minimalis sudah pasti kami jalani.
1. Uang sertifikasi suami, kami cadangkan untuk UKT anak-anak.Â
2. Gaji ke-13 dan THR, kami cadangkan untuk biaya kost anak-anak.Â
3. Gaji bulanan dibagi 5.Â
- 2 bagian untuk biaya kost anak-anak berdua.Â
-2 bagian untuk biaya hidup sehari-hari saya dan suami.Â
- 1 bagian untuk tabungan dan dana darurat.Â