Saya tersentak melihat tempat dan situasi yang terlihat akrab. Penumpang yang duduk di sebelah bergegas turun.
Tas punggung langsung saya raih dan dalam sekejap sudah nemplok di punggung.Â
"Saya turun sini, Pak! " Saya bergegas turun. Bus berhenti di perempatan Giwangan.Â
"Hati-hati, Bu. Tidak perlu tergesa-gesa, yang penting cepat! " (Lhoooo....)Â
Saya turun dan berjalan menghindari kendaraan yang sedang berhenti di lampu merah, agar segera sampai di pinggir jalan sebelum lampu berubah hijau.Â
Gerimis manis menyambut saya di Yogyakarta. Untuk berganti bus ke Purworejo, turun di perempatan Giwangan adalah keputusan terbaik, tidak perlu masuk terminal, cukup menunggu bus rute Purwokerto-Yogyakarta keluar dari terminal.Â
Di pojok dekat menunggu bus ada pos ojek guyup rukun, melayani penumpang yang ingin melanjutkan ke lokasi yang dekat-dekat saja setelah turun bus.Â
Saat berhenti menunggu bus, terdengar suara speaker di seberang jalan.Â
"Monggo bapak ibu yang kehujanan, berteduh dulu sambil makan siang.Â
" Itu ibu-ibu yang sedang menunggu bus, monggo mampir makan siang dulu.Â
"Saat ini kami menyediakan makan siang gratis dengan menu menarik. Tempe lombok ijo khas gunung kidul, bacem iso babat, telur dadar dan krupuk,! "
Perut yang minta diisi, gerimis, dan bus yang lama belum terlihat juga, membuat saya menyeberang melangkahkan kaki  ke arah undangan makan siang gratis. Jadi ingat, ini hari jumat.Â
Kalau di Madiun, biasanya acara Jumat berkah dilakukan dengan membagikan nasi bungkus pada orang-orang yang selesai menjalankan sholat jumat. Di sini sepertinya lain. Penasaran saya ikut saja bergabung. (Penasaran apa lapar? Hiks...)Â
Sampai di lokasi, Pak Yudi yang menyerukan undangan makan siang mempersilakan saya bergabung makan siang gratis.Â
Ambil piring, terus ngantri diambilkan nasi, geser dikit,ditambah tempe lombok ijo, dikasih rebusan daun pepaya, lauk bacem iso babat, telur dadar, kerupuk, dan segelas es teh.Â
Aku ikut duduk bergabung dengan ibu-ibu yang sudah lebih dulu duduk bergabung menikmati makan siang gratis.Â
Setelah berdoa, semoga apa yang saya makan berkah, saya celingukan,sebenarnya ini program jumat berkah dari mana. Eh...Â
Selesai menikmati makan siang gratis, saya berterimakasih kepada panitia dan mendekati Pak Yudi yang sedang menyerukan undangan makan siang gratis lewat loud speaker.Â
"Boleh difoto Pak? " Tanya saya.Â
"Boleh, silakan. Difoto boleh, divideo boleh, diliput juga boleh. Bukankah kebaikan harus disebarkan? " Jawab Pak Yudi.Â
Ternyata makan siang gratis ini adalah program sedekah smart yang dilakukan oleh BMI Yogyakarta yang diadakan sebulan sekali untuk menyalurkan Ziswah.Â
Selain Ziswah juga ada program Gerakan Infaq Beras untuk Santri Yatim dan Penghafal Al-Quran di 272 Panti dan Pondok di DIY dan sekitarnya.Â
Yah, kali ini saya jadi musafir, jadi ikut diundang, hihihi..Â
O, iya. Di samping menerima keramahtamahan BMI Yogyakarta dengan makan siang gratisnya sebagai orang baik, kita juga bisa ikut jadi orang baik yang memberikan sedekah.Â
Caranya dengan memberikan donasi ke :
1. Rekening donasi bank muamalat (147) 567 000 5 333.
2. Rekening Donasi BSI Bank Syariah Indonesia (451) 35 29 4000 43 an. Gerakan Infaq beras Yogyakarta.Â
3. Instagram Infaq beras Jogja
4. Facebook Infaq Beras Yogyakarta
5. WA 0811 2 589 589
Monggo, silakan yang mau menitipkan Ziswah ke BMI Yogyakarta. Semoga berkah.Â
"Monggo, yang sedang menjajakan tahu Sumedang, makan siang dulu. Dengan menu tempe lombok ijo, iso babat bacem, telur dadar, krupuk, es teh.... "
Seruan Pak Yudi mengiringi perjalanan saya ke Purworejo dengan bus Mulyo...Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI