Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Usai Kalah Memalukan sebagai Tuan Rumah, Pelatih Kuwait Dipecat?

9 Juni 2022   13:03 Diperbarui: 25 Juni 2022   01:29 1420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laga babak kualifikasi piala AFC semalam membahagiakan pecinta bola tanah air. 

Timnas Garuda yang selama ini diragukan kemampuannya justru menunjukkan ketajaman cengkeramannya melawan Kuwait. 

Sejak sebelum pertandingan, timnas Indonesia dianggap bukan tandingan timnas Tuan Rumah Kuwait yang diunggulkan. Bahkan Timnas Indonesia diprediksi kalah telak melawan Kuwait, tapi bola itu bundar, dan bisa saja menggelinding liar tak terkendali dan menjungkir balikkan prediksi. 

Timnas Kuwait yang berstatus sebagai tuan rumah Kualifikasi Piala Asia 2023, berada di grup A bersama Indonesia, Yordania dan Nepal.

Mengawali laganya, Kuwait berhadapan dengan Indonesia. Dalam keyakinan penuh dan perang urat syaraf menyertai awal laga kedua tim. 

Publik tanah air yang mulai meragukan kepelatihan Shin Tae Yong, berencana  memfokuskan kepelatihan STY pada garuda muda U20. Bahkan PSSI mengatakan akan berunding dan memanggil STY usai menjalani laga piala Asia di Kuwait. 

Tapi rupanya arah angin berubah. Penampilan timnas Indonesia yang diragukan justru memetik kemenangan 2-1 atas Tuan rumah Kuwait. 

Sempat tertinggal 1-0 atas Kuwait,pada menit ke-40, Indonesia menyamakan kedudukan di menit ke 44 lewat tendangan penalti Marc Klok yang sukses menjebol gawang Kuwait. 

Awal babak kedua, Indonesia kembali menggebrak dengan kerjasama apik Witan Sulaeman dan Rachmat Irianto yang membuahkan gol, sehingga merubah kedudukan menjadi 2-1 untuk Indonesia. 

Babak ke-2 semakin seru saat Indonesia berhasil mengobrak-abrik pertahanan Kuwait yang mulai kacau balau. Banyak peluang tercipta, sayangnya kurang kerja sama membuat peluang-peluang itu gagal menciptakan gol tambahan. 

Sampai pertandingan usai, kedudukan tetap 2-1 untuk kemenangan Indonesia. 

Kekalahan Tuan rumah Kuwait ini memicu kemarahan dan emosi masyarakat Kuwait. 

Pelatih Timnas Kuwait, Viteszlav Lavicka, terancam dipecat setelah timnya kalah 1-2, padahal Kuwait berstatus sebagai tuan rumah dan diunggulkan.
Namun, Al-Azraq, julukan Timnas Kuwait justru bisa ditaklukkanTimnas Indonesia. 

Media Kuwait Al-Anba mendesak KFA(Federasi Sepak bola Kuwait) agar memecat Viteszlav Lavicka, pelatih kesebelasan Kuwait. 

Menurut pemberitaan mereka, pelatih 59 tahun asal Republik Ceko itu telah mengecewakan masyarakat Kuwait dan memalukan Timnas Kuwait sebagai tuan rumah kualifikasi piala Asia 2023.

KFA harus turun tangan memperbaiki situasi sebelum dua pertandingan sisa berlangsung, agar kelemahan Timnas Kuwait dapat diperbaiki,sekalipun harus memecat pelatih. Di babak kedua, Permainan Kuwait rusak dan acak-acakan," sambung laporan tersebut.

Al-Anba juga menulis Timnas Indonesia sebenarnya bisa menang dengan selisih dua gol, karena lini belakang Timnas Kuwait berkali-kali menjadi bulan-bulanan punggawa Timnas Garuda.

"Akibat buruknya lini pertahanan timnas Kuwait, di awal babak kedua langsung bisa dijebol oleh Rachmat Irianto. 

Timnas Kuwait menyerang dari segala lini, tapi usaha mereka sia-sia. Justru terkena serangan balik yang nyaris menghasilkan gol, tegas Al-Anba.

Semenjak menangani Kuwait pada Maret 2022, Viteszlav Lavicka memberikan rapor buruk. Dari empat pertandingan, ia hanya membawa Kuwait meraup satu menang, satu imbang dan dua kalah.

Pernyataan media-media Kuwait yang diwakili Al-Anba itu bisa jadi hanya merupakan emosi sesaat dan terapi kejut bagi pemain dan pelatih timnas Kuwait. 

Berkaca dari Indonesia yang pada laga perdana sea games dikalahkan timnas vietnam, justru bisa bangkit dan melaju ke semifinal meski akhirnya hanya bisa memboyong perunggu, tapi kiasan bola itu bundar, sepertinya bisa menjadi pertimbangan. 

Kalah dan menang itu biasa dalam pertandingan, tapi kalah dan menang bisa menentukan kredibilitas dan nasib pelatih sepak bola, siapa saja itu. Profesionalitas dan keberuntungan sepertinya berjalan beriringan. 

Kita nikmati saja, pergerakan bola yang terus bergulir  dan akan berhenti di mana 

Salam olahraga!!! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun