"Simpan....!!!
Aku tersenyum. Artikel ku yang belum selesai kutulis karena tiba-tiba jari terasa pegal, mata lelah dan kejenuhan melanda sudah tersimpan rapi di draft.Â
Ini bisa terjadi karena aku sedang mencoba akun premium yang berlaku selama 2 minggu.
Di akun premium ini aku terbebas dari tampilan iklan yang seronok. Bahkan gara-gara iklan yang dianggap muatan pornografi, artikelku dihapus dari salah satu grup di fesbuk. Ya sudah, tidak apa-apa. Iklannya memang bikin jengah. Aku juga tidak protes, kalau peraturan grup seperti itu. Tidak perlu berdebat. Anggap sebagai perbedaan dan ketidakcocokan. Titik. Hehehe... Lupakan tanpa beban.Â
Bisa juga tampilan bermuatan pornografi itu justru tampilan ilustrasi artikel dari para kompasianer yang artikelnya direkomendasikan. Eh...Â
Sebenarnya aku sendiri juga risih dengan iklan-iklan yang semakin tak terdefinisi. Tapi tentunya aku bukan pihak yang berwenang untuk menghapus iklan.Â
Baru-baru ini aku kembali ingat untuk beralih ke fitur premium. Dulu, saat keinginan itu muncul, terkendala pembayarannya dengan saldo GO-PAY, karena aku tidak mempunyai akunnya.
 Tapi mulai awal tahun, sejak akun gojek itu dipersyaratkan untuk menerima saldo K-reward, aku telah memiliki akun gopay.
 Konyolnya, sebenarnya aku sudah lama memiliki akun ini, tapi gara-gara tidak paham dan gaptek, akunnya tidak pernah kupergunakan.Â
Kembali ke akun premium, saat baru beberapa hari mempergunakan fitur ini, masih percobaan dan gratis, di pengumuman hadiah samber THR, aku menjadi salah satu pemenang yang berhak mendapat voucher berlangganan Kompasiana premium senilai 150 ribu atau untuk 6 bulan.Â
Kebetulan banget yaaa....! Alhamdulillah, deh.Â
Tapi berhubung hadiah baru bisa diklaim sekitar 3 minggu atau bahkan lebih lama, saat ini padahal hari terakhir uji coba. Jadinya aku meng up-grade dengan saldo GO-PAY saja. Dan baru saja sudah aktif. Horeee...Â
O, iya. Pernah kasih vote dan komentar ke kompasianer lain tapi dicuekin? Jangan buru-buru ilfil. Tapi tarik nafas panjang, nikmati segelas es buah segar, sepiring gado-gado, dan beberapa potong camilan. Alhamdulillah kenyang. Eh... Hahaha...Â
Bukan, itu hanya bercanda biar rileks. Maksudnya, kalau kita mempunyai pengalaman seperti itu, harus besar rasa maklumnya, sebab mungkin kompasianer tersebut tidak mempergunakan fitur premium, sehingga notifikasi yang masuk terbatas hanya 10 item, jadi kemungkinan vote dan komen kita tak terdeteksi. Jadi harap di maklumin dan lupakan saja. Saya mungkin juga pernah seperti itu. Jadi mohon maaf kalau ada yang berasa pernah kucuekin tanpa sengaja.Â
 Berbeda dengan yang mempergunakan fitur premium, berapapun notifikasi yang masuk, semua dapat dibuka dan dideteksi.Â
Dalam menyimpan naskah yang belum jadi pun, dalam fitur premium jumlahnya tak terbatas. Kalau dalam akun biasa, mungkin hanya dibatasi 3 paragraf, bahkan yang lebih parah, naskah yang akan kita simpan dalam draf justru lenyap tak berbekas. Bete banget kan?Â
Ya begitulah. Dalam fitur premium ini terdapat banyak kemudahan. Tapi bukan previlege untuk jadi AU ya, hahaha.. Maklum, banyak kompasianer yang masih mengharapkan AU atau HL bagi artikelnya, bahkan ada juga yang bangga, hihihi...Â
Tidak apa-apa, semua keinginan dan harapan itu sah-sah saja. Aku juga suka kalau artikelku mendapat predikat AU.
 Suka juga membaca artikel yang menarik, inspiratif dan bermanfaat mendapat predikat AU. Bahkan terkadang sebelum mendapat predikat AU, artikel-artikel itu sudah ku vote, jadi aku lebih suka membaca artikel terbaru daripada artikel AU.Â
Sampai-sampai pernah artikelku yang mendapat predikat pilihan sudah berganti AU dan sudah tidak tampil di halaman AU tanpa kusadari, hehehe...Â
O, iya. Buat yang pengin memakai fitur premium, gampang banget kok langkah - langkahnya. Tinggal klik tulisan premium di akun Kompasiana, dan ikuti langkah-langkah yang disarankan.Â
Selamat mencoba. Semoga bermanfaat..Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H