Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mewaspadai Hepatitis Akut Misterius dengan Tetap Prokes dan Bermasker

23 Mei 2022   15:02 Diperbarui: 23 Mei 2022   15:02 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shutterstock/MIA studio

Kebijakan pelonggaran penggunaan masker telah dikemukakan oleh Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada tanggal 19 Mei 2022. Tapi masih banyak orang yang enggan melepas masker.

Keputusan tersebut diambil sejalan dengan penanganan pandemi Covid-19 yang tidak menimbulkan lonjakan berarti meski mudik lebaran dibebaskan untuk masyarakat yang sudah menjalani 3 kali vaksinasi. 

Namun demikian, masyarakat yang masuk kategori rentan, lanjut usia dan memiliki komorbid disarankan untuk tetap menggunakan masker saat beraktivitas baik di dalam atau luar ruangan.

Selain pelonggaran penggunaan kewajiban masker, tes swab PCR atau antigen ditiadakan untuk pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri yang sudah mendapatkan dosis vaksinasi lengkap dengan booster. 

Keengganan masyarakat melepas masker meski di luar ruangan, dilatar belakangi bermacam alasan. 

Dari yang sudah merasa nyaman bermasker, merasa lebih ganteng atau cantik, merasa lebih aman dari gangguan polutan, merasa lebih sehat, dan juga mewaspadai isu dan kondisi terakhir tentang ditemukannya kasus Hepatitis  akut misterius yang menyebabkan kematian. 

Hepatitis adalah kondisi peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi, gangguan autoimun, bahan kimia, obat-obatan, alkohol, hingga kelainan genetik tertentu.

 Disebut akut karena muncul secara tiba-tiba lalu hilang , atau bisa juga merupakan kondisi jangka panjang yang memicu kerusakan hati yang progresif (kronis). 

Kasus hepatitis yang terjadi saat ini merupakan kondisi akut karena menyerang anak-anak yang sebelumnya sehat secara tiba-tiba dan bergejala parah.

 Sedang hepatitis ini dikatakan ‘misterius’ oleh sejumlah pakar, karena berbeda dengan hepatitis yang sudah ada, penyebabnya masih misterius, dan menimbulkan kerusakan hati. 

Bahkan yang lebih misterius lagi, hasil dari pemeriksaan laboratorium pada sejumlah anak di luar negara, beberapa negatif hepatitis A,B,C,D dan E. 

Sebagian menunjukan infeksi adenovirus yang berkaitan dengan covSARS -19, tetapi gejalanya hepatitis.

Meski masih dalam taraf penelitian, ada beberapa gejala yang ditemukan pada kasus hepatitis akut misterius ini, yaitu :

1. Sindrom jaundice atau penyakit kuning akut

2. Gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut. 

3. Perubahan warna urine menjadi lebih gelap

4. Feses berwarna pucat.

5. Nyeri sendi atau ngilu dan pegal

6. Kelelahan, lesu, letih, lemas, hilang nafsu makan, hingga penurunan kesadaran

7. Demam atau adanya riwayat demam. Tetapi sebagian besar kasus hepatitis akut ‘misterius’ ini tidak menunjukan adanya gejala demam, bahkan anak sebelumnya sehat-sehat saja. 

8. Hasil cek laboratorium untuk cek fungsi hati atau liver, menunjukan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminas (SGOT) atau Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), lebih dari 500 U/L.

 Hal ini mengindikasikan tingkat enzim hati yang sangat tinggi sehingga memiliki tanda peradangan atau kerusakan hati.

Sedangkan untuk pencegahan atau mengurangi dan meminimalisir resiko tertular, hal yang bisa dilakukan adalah :

1. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara rutin, terutama setelah beraktivitas di luar ruangan dan sebelum menyentuh makanan. 

2. Melakukan hubungan seksual yang aman dan sehat seperti tidak berganti-ganti pasangan atau menggunakan kondom

3. Tidak berbagi penggunaan barang-barang pribadi, seperti alat cukur atau sikat gigi, lipstik, dll. 

4. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga, dan beristirahat yang cukup

5. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan tidak menggunakan NAPZA

6. Tidak mengonsumsi makanan mentah dan air minum yang tidak terjamin kebersihannya dan tidak jelas sudah dimasak atau belum. 

7. Melakukan vaksinasi hepatitis sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter

Untuk mencegah hepatitis akut misterius,yang menyerang anak usia di bawah 16 tahun, pastikan buah hati kita selalu mencuci tangan dengan sabun dalam air mengalir, mengonsumsi makanan yang dimasak hingga matang sempurna, tidak berbagi alat makan bersama dengan orang lain, dan menghindari kontak dengan orang sakit. 

Kementerian Kesehatan mengaku terus memantau perkembangan kasus hepatitis akut misterius yang mengancam dunia dan sudah ditemukan di Indonesia.

Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, ada tiga definisi kasus yang digunakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

1. Confirmed

Saat ini belum ada yang disebut dengan konfirmasi positif oleh WHO karena sedang dalam penelitian.

2. Probable

Untuk kasus ini, pasien tidak terdeteksi hepatitis maka dia salah satu dugaan hepatitis yang belum diketahui penyebabnya, namun hasil laboratorium SGOT atau SGPT di atas 500 IU/L,”

3. Epi-Linked. 

Yaitu hepatitis akut (virus non hepatitis A-E), terjadi di segala usia, dan kontak erat dengan kasus probable.

4. Pending Classification.

Yaitu sedang menunggu hasil pemeriksaan Lab untuk hepatitis A sampai E, tetapi pasien ini sudah tinggi SGOT maupun SGPT nya yakni di atas 500 IU/L, dengan usia di bawah 16 tahun.

5. Discarded (sebagai tambahan) 

Yaitu hepatitis akut (virus hepatitis A – E) yang terdeteksi, atau etiologi lain yang terdeteksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun