"Ngeri mungkin, Pak, " Jawabku. Sebenarnya saya juga ngeri kok, cuma diam saja, lanjutku jujur. Sepertinya Pak Ranto mau bercerita kalau Ibu itu kesurupan, tapi aku pura-pura tidak paham, dan berkata,Â
"Ayo, Pak. Jalan lagi, nanti telat. " Pak Rantopun patuh.Â
Akhirnya sampai juga di lokasi.Â
Kami masih harus naik trap-trapan tangga dan memanjat ke atas bukit tempat pengunjung berkemah, menikmati sun rise dan menikmati perasaan berada di antara awan. Sementara Pak Ranto menunggu di sini.Â
Pak, sambil menunggu kalau mau ngopi dan sarapan di warung silakan, nanti saya yang bayarin, " Suamiku mempersilakan Pak Ranto dan temannya menunggu.Â
"Iya, Pak. Terima kasih, "
"Kita ke atas dulu , ya"
"Iya, silakan. Kuat Bu? " Aku hanya tersenyum dan mulai menapak i trap-trap yang harus dilalui.Â