Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memandu Anak Memanfaatkan THR, Bolehkah Beli Mainan?

7 Mei 2022   20:47 Diperbarui: 9 Mei 2022   01:49 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak-anak dan Mainannya | Photo by Yan Krukov from Pexels

Sudah bukan hal aneh, jika anak-anak akan mendapatkan THR dari sanak saudara, kaum kerabat. Bahkan tidak jarang, THR yang terkumpul jumlahnya relatif besar dan fantastis, dari ratusan ribu sampai jutaan. 

Jika dibiarkan, pastilah anak-anak yang berpikirnya masih terbatas akan segera membelanjakan uangnya sesuai keinginan dan cepat habis. Tanpa berpikir apakah barang atau mungkin makanan yang akan dibeli bermanfaat dan aman atau tidak untuk dirinya. 

Di Facebook, teman saya yang berprofesi sebagai Karyawan senior di salah satu toko buku terbesar di Indonesia, menyatakan kegembiraannya atas antusiasme anak-anak yang membelanjakan THRnya untuk membeli banyak buku. 

Dari buku-buku yang melatih perkembangan otak, menambah pengetahuan, melatih motorik, sampai buku cerita fiksi untuk merangsang imaginasi anak. 

Membeli buku dari hasil THR termasuk salah satu ide yang menarik dan bermanfaat. Meski begitu, tidak semua anak suka membaca dan ingin membeli buku. 

Bisa jadi anak ingin membeli mainan yang telah lama diidam-idamkan, tapi harganya belum terjangkau. Sehingga saat mempunyai uang yang cukup, tak ada salahnya dipergunakan untuk membeli mainan yang diinginkan. 

Lain lagi yang saya temui di jalan tadi pagi sehabis mengantar suami yang akan menghadiri reuni dan resepsi putri salah satu mantan teman kuliahnya di luar kota. 

Tepat di depan saya, seorang bapak mengendarai sepeda motor pelan-pelan. Sementara agak ke pinggir, di depannya ada 2 anak perempuan yang mirip, sepertinya kembar. 

Terlihat antusias, puas dan bahagia mengayuh sepeda mini berwarna pink yang kembar juga. Stang dan palang sepedanya masih terbungkus kardus. Melihat arahnya dari arah toko sepeda di pasar, sepertinya sepeda-sepeda itu baru dibeli dan langsung dinaiki. 

Melihat pemandangan seperti itu, rasanya tidak berlebihan kalau saya jadi berpikir, ayah dan anak-anak itu sedang memanfaatkan uang THR. 

Memanfaatkan uang THR untuk membeli sepeda merupakan salah satu ide yang bagus. Di desa, saat anak-anak bersekolah tidak terlalu jauh dari rumah dan lalu lintas tidak ramai, mengendarai sepeda ke sekolah adalah tindakan yang bijaksana. Membuat anak lebih sehat dan mandiri. 

Bahkan dulu saat anak-anak masih duduk di bangku MI (Madrasah Ibtidaiyah, jenjang pendidikan setingkat SD), ada seorang temannya yang curhat, ingin membeli HP bermerk dari uang THRnya, dan berdoa semoga cukup, hihihi.. 

Mungkin THR yang didapat lumayan besar, sebab dia putri orang berada. Sebenarnya tidak masalah, anak membeli gawai dengan uang THRnya, tapi sebaiknya orang tua tetap mengarahkan memilih gawai yang sesuai kebutuhan saja, jangan yang berharga fantastis dan terlalu canggih, sehingga justru banyak fitur yang tidak terpakai. 

Lain lagi dengan mainan yang saya lihat di bukalapak. Jenis mobil-mobilan dorong seperti di gambar harganya hanya sekitar 200 ribuan. Terlihat menarik, mungkin bisa melatih perkembangan motorik dan imaginasi anak. Tapi sebelum saya unduh sudah habis terjual. 

Mainan Anak | Allunid Store/jd.id
Mainan Anak | Allunid Store/jd.id
Mainan edukasi untuk anak sangat banyak jenis dan bentuknya. Akan lebih bijaksana kalau orang tua paham fungsi dari mainan dan tahu cara menggunakan nya. Juga keuntungan atau hal apa saja yang bisa dipelajari dari mainan tersebut. 

Contoh mainan yang bisa merangsang perkembangan otak kanan dan kiri sekaligus di antaranya adalah:

1. Mainan building block atau menyusun balok. Mainan ini tidak hanya menyenangkan, tapi permainan anak ini juga dapat mengasah otak dengan baik. Dengan bermain bulding block, anak akan belajar tentang bangun ruang, memperluas imajinasi, dan menajamkan fokus sehingga otak kanan serta kirinya akan terlatih dengan baik dan seimbang. 

2. Puzzle

Permainan ini ternyata baik untuk mengasah otak kanan dan kiri anak, karena dapat mempertinggi fokus dan melatih anak untuk memecahkan masalah yang ada, sekaligus melihat kemungkinan solusi yang bisa diambil. Semakin sering bermain puzzle, maka akan semakin berkembang cara berpikirnya.

3. Labirin

Permainan anak ini memiliki kerumitan yang hampir mirip dengan puzzle, tetapi lebih mudah untuk dipecahkan.

Bermain labirin atau maze sudah terbukti dapat mendorong otak anak menjadi lebih aktif. Sebab dengan permainan ini, anak tidak hanya akan mengasah skill motorik dan belajar untuk memecahkan masalah, tetapi imajinasi si kecil pun akan berkembang dengan pesat.

Di samping mainan yang dibeli bisa mengedukasi, sebaiknya keamanan materi yang dipergunakan sebagai bahan pembuat mainan juga aman untuk anak-anak. 

Dari bentuknya, jangan memilih yang berbentuk runcing sehingga bisa melukai, terlalu kecil sehingga gampang dimasukkan mulut dan ditelan anak-anak yang masih suka mengeksplor dunianya, tidak berbentuk celah yang bisa menjepit, dan bentuk lain yang membahayakan. 

Cat untuk mainan yang berwarna warni juga harus dipastikan dari bahan yang aman dan tidak berbahaya. 

Yang terakhir, jika THR anak lumayan besarnya dan masih tersisa banyak setelah dipergunakan untuk memenuhi keinginan anak, THR bisa ditabung. 

Para pembaca dan kompasianer mempunyai ide lain? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun