Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Mudik dan Membakar Mercon di Jalan Raya

3 Mei 2022   09:58 Diperbarui: 3 Mei 2022   17:07 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Nasional Al Akbar Surabaya/dokpri

Sambil menunggu shalat Ied, ternyata tepat di seberang jalan ada warung buka. Soto ayam lamongan, salah satu makanan favorit suami, aku juga suka. Si bungsu juga. Jadilah sarapan di situ. 

Di pinggir jalan, sambil menunggu pesanan siap, aku mengamati kondisi jalan penuh kertas berserakan. Sampah kertas bekas mercon, padahal jalan sangat sepi. 

Shalat Ied khusuk terlaksana. Dengan kotbah tentang setan yang menjerit saat orang berpuasa. Angin yang berhembus dan angin yang masuk dari jendela besar di lantai 2 Masjid Kauman Waru membuatku terkantuk-kantuk. Akhirnya shalat Ied usai dan kami melanjutkan perjalanan. 

"Dorrr!!! 

Kami terlonjak kaget alias njundhil. Ternyata lalu lintas terhenti sebentar, sementara orang-orang sehabis shalat Ied membunyikan mercon di tengah jalan. Sesudah itu lalu lintas kembali lancar. 

Membunyikan mercon sehabis shalat Ied/dokpri
Membunyikan mercon sehabis shalat Ied/dokpri

Kamipun melanjutkan perjalanan bersilaturahmi ke tempat saudara. 

Dari tempat saudara, kami mampir ke masjid Akbar Nasional Surabaya. Ramai orang berfoto bersama keluarga.  Sementara di pinggir jalan banyak penjual bakso, gado-gado, siomay, lontong kupang, lontong balap, lontong semanggi, dan kuliner khas Surabaya lainnya. 

Masjid Nasional Al Akbar Surabaya/dokpri
Masjid Nasional Al Akbar Surabaya/dokpri

Dari masjid Al Akbar kami lanjut menjemput adik ipar dan keponakan untuk bersama-sama nyekar ke makam Tembok Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun