Siapa yang tak kenal nastar? Kue kering berisi selai nanas ini sepertinya menjadi ikon lebaran selain kastangel, kue semprit, lidah kucing, putri salju dan lainnya.Â
Selain kue kering, mungkin ada kurma, kacang bawang, emping, stick keju, pastel kering, rengginang, rempeyek kacang, dan lain-lain.
Pernah membuat nastar jauh-jauh hari tapi kaget dan kecewa karena berjamur? Atau susah dan capek membuat dekat-dekat lebaran tapi tidak sampai seminggu tapi sudah berjamur?Â
Saya pernah, jadi bisa merasakan betapa kecewanya. Apalagi kalau tekstur dan rasanya sudah pas, aromanya harum menggoda, tapi harus berakhir di tong sampah karena berjamur. Berasa sayang dan menyesal, tapi tak bisa berbuat apa-apa.Â
Selai nanas yang terdapat sebagai isian memang membuat kue mudah lembab dan melempem. Itulah sebabnya kue nastar relatif mudah berjamur.Â
Mungkin saya bisa berbagi tips agar nastar awet hasil dari pengalaman. Tapi tetap saja mempunyai durasi, karena tanpa bahan pengawet. Meski begitu, mungkin masih bisa tahan sampai sebulan.Â
Berikut tipsnya :
1. Pastikan selai yang kita buat kalis dan kering meski masih berupa pasta. Selai yang kurang tanak, merupakan salah satu sebab nastar mudah berjamur.Â
2. Tepung bisa disangrai, agar tidak menggumpal dan awet.Â
3. Saat memanggang pakai api sedang, atau pengaturan suhu jangan terlalu tinggi/rendah. Kalau memakai otang(oven tangkring manual) , setelah kue hampir matang, api bisa dikecilkan.Â