Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Berkah Kebahagiaan Sedekah Saat Munculnya Endorfin dan Dopamin dalam Tradisi Berbagi Angpao Lebaran

27 April 2022   08:31 Diperbarui: 27 April 2022   08:36 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mempersiapkan Angpao lebaran (dokpri)

Tak sampai seminggu Lebaran akan tiba. Meski mengakrabi dan mengkhusuki Lailatul qadar masih tetap dijalankan, mau tak mau persiapan lebaran mulai dipikirkan. Bahkan mungkin sudah sejak jauh hari, sehingga tinggal mengeksekusi. 

Salah satu tradisi yang biasa kami lakukan, adalah berbagi Angpao lebaran. Awalnya Ibu yang selalu mempersiapkan banyak amplop saat lebaran, terutama buat cucu-cucunya tentu saja. 

Ibu sangat teliti dan telaten, di samping amplop tebal sejumlah cucu-cucunya, Ibu juga mempersiapkan berpuluh-puluh amplop untuk dibagikan pada orang yang telah tercatat dalam buku "diary" Ibu. 

Dari ibulah kami terkadang ikut melirik catatan ibu untuk berbagi pada keluarga dekat. Tentunya selain para keponakan yang sudah tercatat otomatis. 

Terkadang saat ada tamu famili atau keluarga yang berkunjung ke rumah ibu, kami ikut berbagi Angpao. Biasanya kami siapkan anggaran khusus untuk ini. 

Berbagi Angpao terhadap keluarga lebih utama, sebab biasanya kita paham betul kondisinya.  

Hukum sedekah wajib adalah ketika yang kita beri sedekah betul-betul membutuhkan. Ini bisa kita tahu kalau kita mengenalnya dengan baik. 

Hukum sedekah sunah, ketika kita mempunyai kelapangan rejeki, dan yang kita bagi juga bersyukur dan berbahagia. Seperti memberikan Angpao kepada saudara dekat sebagai hadiah dan rasa syukur atas rizki yang Allah limpahkan kepada kita dan keluarga kita. 

Sedang sedekah yang makruh adalah sedekah yang kita berikan pada orang yang tidak membutuhkan. Di sini kita berbagi sekedar untuk menjalin silaturahmi. Tapi kalau kita menerima sedekah, meski tidak membutuhkan, sebaiknya tetap menerima hadiah sedekah, dan meneruskannya pada yang membutuhkan. 

Sedangkan hukum sedekah yang dilarang atau haram adalah sedekah yang diberikan untuk membeli barang haram atau membantu perbuatan maksiat. 

Sedekah terhadap keluarga dekat harus diutamakan, baru kemudian pada fakir miskin dan orang yang membutuhkan. 

Seperti yang tertuang dalam surat Annur ayat 22.

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (QS. An Nur: 22)

Secara umum, sedekah bisa kepada siapa saja. Seperti orang-orang yang kita kenal dan ditemui setiap hari. Mungkin penyapu jalan, pengangkut sampah, tukang parkir, dan orang di sekitar kita yang kita paham betul kondisinya. 

Bersedekah bisa mendatangkan berkah berupa Kebahagiaan yang muncul saat bersedekah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang profesor University of Oregon dan timnya menemukan bahwa manfaat sedekah mampu menciptakan rasa bahagia karena otak melepaskan dopamin dan endorfin sehingga diri sendiri merasa lebih gembira.

Begitu pula Penelitian dari Jerman juga menemukan manfaat sedekah menciptakan rasa puas terhadap diri sendiri karena bisa berbagi.

 Selain uang dan barang, memberi nasehat juga bernilai sedekah. Bahkan tersenyum pun bernilai sedekah. 

Yang lebih unik dan membuat dopamin dan endorfin melayang-layang dari otak saya adalah sedekah tulisan. 

Iya betul. Sedekah tulisan. Tak menyangka, kesukaan saya menulis yang kadang dilihat sebelah mata dan dicibir karena dianggap tak bercuan, ternyata dihargai sebagai sedekah. Luar biasa. 

Untung saya belum telat mengetahui program ini, sehingga masih sempat mendonasikan beberapa tulisan saya. Tapi saya memang menulis yang tidak memakai ketentuan dan syarat. Kecuali yang event kompetisi. Ada yang saya ikuti, untuk melatih kedisiplinan dan mengikis sifat semau gue saya yang kadang mendominasi. 

Apapun sedekah yang diberikan, semoga sama-sama mendatangkan berkah dan manfaat untuk pemberi dan penerima. 

Selamat menjalankan puasa. Semoga puasa kita lancar dan berkah. Aamiin.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun