Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Takziah, Cukuplah Kematian sebagai Nasehat

18 April 2022   12:10 Diperbarui: 18 April 2022   13:46 2739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi malam, ada tetangga yang meninggal, tapi baru bisa takziah pagi tadi. Kalau suami sudah tadi malam, biasanya para lelaki ikut menyolatkan. 

Saat takziah, bersamaan ada beberapa ibu lain yang juga bertakziah.

"Ibunya sakit apa mbak? " Tanyaku pada seorang perempuan, yang sepertinya salah satu dari putri almarhumah. 

"Tidak sakit apa-apa. Mendadak saja tahu-tahu Ibu sudah tidak ada, jawabnya dengan mata berkaca-kaca. 

Aku terdiam. Tak ingin bertanya lagi, takut mengungkit kesedihannya. Mungkin juga pertanyaanku agak aneh. Bukankah kematian tidak selalu didahului dengan sakit? 

Ajal bisa menjemput kita kapan saja tanpa alasan. Kematian merupakan rahasia Allah. Kematian seperti antri tanpa urutan. Bisa tua, muda, anak-anak. Dari depan, belakang maupun tengah. 

Untuk itulah, jika mengingatnya akan membuat hati kita lembut dan tidak terlalu erat menggenggam dunia. Toh kapan saja genggaman kita akan terlepas begitu saja. 

Seperti apa yang dikemukakan Imam Syafi'i dalam puisinya:

"Cukuplah kematian sebagai nasehat"

Mengingat kematian akan mendekatkan diri kita pada Allah. Bahwa semua yang ada di dunia ini pasti akan kita tinggalkan. Meski begitu, diperlukan keseimbangan. Mengingat kematian, dan berusaha menjalani hidup sebaik-baiknya agar menjadi bekal di akherat kelak, alam abadi yang akan kita jalani setelah kematian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun