Akhirnya wilayah ini diolah menjadi desa wisata, dengan nama Watu Rumpuk atau Tapak Bimo.Â
Dinamai Tapak Bimo, karena di tempat itu ditemukan mirip jejak telapak kaki yang sangat besar. Sedang Bimo, diketahui adalah tokoh pewayangan yang bertubuh sangat besar, sehingga tempat itu disebut Tapak Bimo(jejak kaki Bimo).Â
Namun ada juga yang menganggap Tapak itu adalah jejak kaki manusia purba, Meganthropus Paleojavanicus. Mengingat di sekitar Sangiran, Ngawi, telah ditemukan kerangka rahang manusia purba Meganthropus Paleojavanicus yang tersimpan di musium Sangiran.Â
Seperti dikatakan, manusia purba hidupnya berpindah-pindah tempat. Tapi tentu saja tidak semudah itu menyimpulkan demikian. Diperlukan penelitian dan kajian mendalam dari para ahli purbakala untuk menyatakan jejak kaki berukuran besar itu adalah jejak manusia purba.Â
Puncak Tapak Bimo ini adalah salah satu puncak di gugusan perbukitan gunung wilis bagian barat. Diperkirakan ketinggian Tapak Bimo sekitar 1526 dpl. Sedang puncak tertinggi gugusan bukit terletak di lereng gunung wilis bagian timur, yaitu puncak Ngliman  dengan ketinggian sekitar 2500 m dpl.Â
Dari puncak Tapak Bimo bisa menyaksikan keindahan telaga ngebel, proyek geothermal, dan tempat wisata Watu Rumpuk.Â
Berkali-kali mengunjungi tempat wisata ini, Watu Rumpuk semakin berbenah diri. Kondisinya semakin indah dan tertata dengan spot foto yang menarik.Â
Ada kafe yang menyediakan seduhan kopi dan coklat panas dengan aneka camilan.Â
Ada pula kios-kios penduduk dan UMKM yang menyediakan kuliner meski masih agak terbatas. Di saat musim panen durian, tersedia juga penduduk yang menjual durian, manggis dan pete.Â