Jalanan makadam berbatu di hadapan membuatku sedikit kesal. Ini gara-gara suamiku memilih rute potong kompas yang ternyata jalannya wallahu'alam.Â
Untung tadi Aku memilih naik sepeda motor, jadi lebih mudah diakali ketika terjadi kondisi seperti ini.Â
Suamikupun sepertinya tak menyangka kalau jalan yang harus dilalui seperti ini. Jalanan kasar penuh berbatu besar-besar seperti melalui sungai yang mengering.Â
Akhirnya kuputuskan turun dari motor dan menyusul suamiku jalan kaki. Biarlah dia yang menaiki motornya. Aku tertawa geli menikmati perjalanan ini. Anggap saja sedang bertualang di medan yang menantang, hahaha.Â
Sebenarnya, ada jalan beraspal mulus via Dolopo. Berbelok di patung semar menuju ke timur arah suluk. Tapi itu baru kami ketahui pulangnya.Â
Jalan lain bisa via Pagotan ke timur, dan tinggal mengikuti panduan.Â
Sedang jalan yang kami lalui dari Pasar Dolopo ke timur. Jalan yang dicari sendiri oleh suamiku.Â
Watu Rumpuk adalah wisata alam yang berlokasi di perbukitan. Dahulunya, taman wisata Watu Rumpuk adalah hamparan tanaman cengkeh yang subur dan produktif. Tapi penyakit virus yang menyerang tanaman cengkeh menghancurkan harapan penduduk pada bunga-bunga cengkeh yang bermekaran.Sebab virus yang menyerang cengkeh itu belum ada obatnya. Akhirnya tanaman-tanaman cengkeh berpenyakit itu dimusnahkan.Â
Kegagalan panen membuat penduduk memutar otak dan beralih menanam durian dan manggis yang mempunyai nilai ekonomis lumayan besar.Â