Telur dan Ibu Rumah tangga tak dapat dipisahkan. Sebagai salah satu sembako, telur menduduki posisi vital dalam kebutuhan rumah tangga.Â
Berbagai olahan roti, masakan, bahkan sebagai bahan utama untuk dibuat telur dadar, telur mata sapi, telur asin, omelet, dan masih banyak lagi tidak bisa dipisahkan dengan telur.Â
Sebagai Ibu Rumah Tangga, yang biasa mengatur urusan rumah tangga sendiri, tidak mendelegasi kan kepada asisten rumah tangga, saya selalu membuat managemen dalam urusan belanja dan dapur.Â
Meski tidak saya bukukan, tetapi setiap kali menata kebutuhan dan menyesuaikan anggaran, saya mempunyai ritme tertentu.Â
Suami saya sering bertanya, "Dek, besok masak apa?"
Saya hanya tertawa. "Rahasia, lihat isi kulkas saja deh,"
"Kamu itu, apa-apa tak pernah direncanakan,"
Saya hanya tersenyum simpul. Sebab kalau saya jawab, bisa-bisa saya harus begadang untuk menjelaskannya.Â
Sebab sejak belanja mingguan, saya pastilah sudah merencanakan, Kira-kira menu apa yang menarik, simple, mudah memasaknya, bahannya mudah didapat, dan tentunya sesuai anggaran.Â
Biasanya memasakpun disesuaikan dengan kondisi. Kalau cuaca hujan lebat, enaknya memasak dadakan dan dimakan dalam keadaan hangat.Â
Kalau cuaca panas, bolehlah bonus es buah yang menyegarkan. Dalam kondisi normal, bolehlah memasak sesuai keinginan atau memasak sesuai menu yang sudah tercatat di kepala.Â
Tak beda dengan telur, sayapun selalu menerapkan managemen dalam pemanfaatan dan pembeliannya.Â
1. Saat harga telur murah, sekitar 20 ribuan ke bawah, biasanya saya membeli telur agak banyak. Sekitar 3 kilo. Setengahnya saya buat telur asin, setengahnya saya simpan di kulkas untuk persediaan.Â
Biasanya kalau lama habisnya, bisa bertahan sampai 1 bulan. Kalau belum habis, harus dihabiskan dulu sebelum membeli telur yang baru.Â
2. Kalau persediaan masih ada, tapi ingin membeli karena tinggal sedikit, atau harga turun jauh lebih murah, maka penyimpanan nya harus dipisah, yang lama harus di masak lebih dulu.Â
3. Memanfaatkan telur ayam ras (lehorn), untuk dibuat telur asin. Ini akan memberikan penghematan, sebab harga telur ayam ras, Kira-kira hanya setengahnya telur bebek jika dihitung per butir.Â
4. Memperhatikan masalah ukuran untuk memanfaatkan telur. Contohnya :
*) Untuk konsumsi biasa, telur dengan ukuran 16 butir perkilo relatif bisa digunakan untuk tujuan apa saja. Menjadi standar, bahkan biasa disediakan di swalayan dalam kemasan yang sudah tertata rapi, setengah kilo isi 8.
*) Dalam pembuatan telur asin ayam ras, telur berukuran besar lebih cocok digunakan karena dikonsumsi per butir setelah direbus. Biasanya ukuran telur sekilo 14/15 butir lebih cocok untuk dipilih.Â
*) Untuk pemanfaatan telur sebagai pelapis gorengan, misalnya  lapisan untuk menggoreng perkedel, kroket, galantin, tongkol, bandeng presto, dll. Lebih cocok untuk telur berukuran kecil, sehingga tidak tersisa dan terbuang sia-sia. Biasanya telur berukuran 18 butir /kg.
*) Kalaupun  terpaksa menggunakan telur berukuran besar dan tersisa, bisa digunakan untuk memasak mie, capcay, seblak, orak-arik, sehingga lauk dan sayuran yang menggunakan telur itu bisa dipasangkan dalam kesatuan menu.Â
5. Gunakan telur ayam buras (ayam kampung) jika ingin dipakai campuran jamu, ditelan mentah-mentah, atau direbus setengah matang.Â
6. Usahakan membeli telur di grosir yang dekat rumah, sehingga membawanya relatif aman. Di samping kita bisa memilih sendiri telur yang kita beli sesuai ukuran dan tujuan penggunaan, telurnya biasanya fresh karena distribusinya berlangsung setiap hari.Â
Bonus, Membuat telur asin ayam Ras.Â
Bahan:
1. Telur ayam ras(lehorn) 1 1/2 kg kira-kira berisi 20-24 butir.Â
2. Garam grosok/kasar 350 gram, larutkan dalam 3 gelas air/ sdh bisa merendam semua telur.Â
Cara:
1. Amplas kulit telur tipis merata untuk membuka pori-pori. Harus hati-hati penuh perasaan, jangan sampai pecah atau remuk, sebab cangkang telur ayam ras lebih tipis dan mudah pecah dibandingkan telur bebek.Â
2. Cuci bersih telur.Â
3. Tata dalam wadah/toples plastik.Â
4. Tuangkan larutan air garam di dalamnya.Â
5. Simpan dalam tempat aman/ditutup selama 7-14 hari sesuai keasinan yang diinginkan.Â
Selamat mencoba.....Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H