Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pundensari, Pasar Tradisional di Tempat Keramat

13 Februari 2022   09:26 Diperbarui: 28 Februari 2022   19:34 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Punden adalah sebuah tempat yang dikeramatkan. Bagaimana keunikannya ketika dijadikan pasar? Silakan menyaksikannya di Pasar Pundensari. 

Mendung menggantung, langit suram, tapi suasana di lokasi Pasar Pundensari begitu semarak dan meriah. Kerasnya musik menghentak mengiringi ibu-ibu semangat bersenam pagi. Di sebelahnya suasana pasar sudah gempita sejak pukul 06.00 pagi. 

Bangku-bangku yang tersedia untuk menikmati hidangan pasar terlihat penuh. Prokes tetap dijalankan dengan tersedianya tempat cuci air dan sabun, sementara semua pengunjung ber masker. 

Lapak-lapak jajanan seperti lopis, cenil, ketan uran, klepon, bubur, jenang, gethuk, gatot melambai-lambai. Penjualnta berpakaian tradisional, membuat aura njawani semakin kental. 

Lapak hidangan tradisional tak kalah menarik. Sego pecel, tahu campur, soto, sego jagung urap, gudeg, botok, dan lainnya menggelitik perut untuk menikmati. 

Ku tukar uang rupiah dengan potongan bambu berbentuk bendera dengan nominal tertera di batangan bambu berukuran kecil. 

"Semua? " Mbaknya yang bertugas bertanya. 

"Kalau soto biasanya berapa? " Tanyaku. 

"Lima ribu, " Jawabnya. 

"Dua puluh ribu saja, jawabku. 

Lumayan, ternyata uang 20 ribu yang ku tukar dapat se pincuk sego jagung urap dengan lauk botok, peyek teri, tahu dan tempe. Segelas teh anget, segelas wedang jahe, semangkok soto dan 2 tusuk sate ati ampla usus seharga 1500 rupiah per tusuknya. Merakyat banget. 

Tempat duduk sudah penuh, aku dan suamiku membawa sarapan kami ke aula luas yang terletak di pinggir sawah. Nyaman dan syahdu. 

Foto pribadi: Menikmati sarapan di pinggir sawah.
Foto pribadi: Menikmati sarapan di pinggir sawah.

Selesai sarapan, sudah ada yang memberesi bekas perkakas kami, sehingga tempat tetap bersih dan nyaman. 

Saatnya belanja jajan pasar. Lapak jajanan penuh sesak. Mencoba mencari lapak lain yang agak kosong, tapi ternyata sudah habis. Beberapa lapak menjual jajanan seperti donat, lumpia, dan macam-macam tempura. 

Akhirnya aku hanya berputar-putar di sekitar lapak-lapak yang ada. Ada es buah yang menggoda,  tapi suasana dingin dan pagi yang mendung rasanya tak tepat untuk membelinya. 

Beberapa pengunjung membeli nasi urap dengan sajian yang menarik. Ada juga dawet yang menggoda. 

Perhatianku masih tertuju pada jajanan tradisional. Ada beberapa umbi-umbian seperti kimpul (talas)dan ganyong. 

Ada paketan jajan tradisional yang diwadahi besek. Berharga 10 - 15 ribu. Bebas memilih variannya. Apem, klepon,sawut, ketan uran, utri, lemper, gatot, getuk, kokrok, iwel-iwel,gendar ketan, lopis, cenil, dll. Ramai diserbu pengunjung. Untuk harga satuannya seribu  - 2 ribu saja. 

Suara musik masih mengalun, sumbangan dari pengunjung maupun si empunya pasar Pundensari. 

Matahari mulai muncul malu-malu. Saatnya melanjutkan aktivitas. 

O iya, kalau ke Madiun di hari minggu, bolehlah mampir ke pasar Pundensari, di jalan golek, gunung sari, kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun. 

Monggo pinarak... 

Penulisnya tampil, hehehe..... 
Penulisnya tampil, hehehe..... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun