Awalnya saya tak tertarik untuk menulis artikel tentang menjadi relawan. Sebab saya sendiri kurang paham, relawan yang bagaimana yang dimaksud.Â
Membaca artikel yang ditulis Mas Wiwin Zein di Kompasiana yang berjudul PNS Tidak Bisa Jadi Relawan Ekspedisi Indonesia Baru, tiba-tiba muncul ide untuk menulis.
Terlepas dari pro kontra, saya sedikit geli. Di situ dinyatakan banyak persyaratan, bahkan umum dan khusus. Juga kewajiban untuk membuat tulisan, foto, video dan bersedia mengikuti ekspedisi, tanpa imbalan apapun.Â
Saya termasuk orang yang tidak terlalu memikirkan imbalan materi untuk melakukan apa yang saya sukai. Tapi saya tidak suka ditekan, apalagi dipaksa yang terkesan intimidatif.Â
Membaca sedikit tentang makna relawan, mungkin saya bisa menganggap diri saya sebagai seorang relawan, Â meski di tingkat yang paling rendah. Ini berkenaan dengan tugas saya sebagai bendahara tabungan RT.Â
Ketika saya menerima tugas ini, saya tentu sudah siap dengan resiko dan kewajiban yang harus saya tunaikan. Alasan saya memang bukan mengacu ke ranah imbalan materi. Tapi lebih kepada kepuasan non materi, seperti mengajak para ibu rumah tangga untuk menabung daripada memilih berhutang
Di samping itu juga memberikan kesibukan untuk saya sebagai ibu rumah tangga dengan anak-anak yang sudah bekerja dan tinggal di lain kota, tinggal hanya berdua dengan suami. Memberi kesempatan lebih luas untuk bersosialisasi.Â
Bahkan dari artikel yang saya baca, kegiatan yang banyak menggunakan otak dan pikiran akan memperlambat demensia. Itu tentu bagus bagi saya yang beberapa tahun lagi hampir mencapai usia setengah abad. Otomatis kemampuan indra mulai menurun dan akan semakin memburuk kalau hanya duduk manis tanpa aktifitas yang berarti.Â
Lebih jauh lagi, bagi saya, tanpa imbalan materi justru membuat saya merasa bebas dalam bereksplorasi. Tidak harus begini atau begitu, diperintah orang, dan harus menuruti kemauan banyak orang yang tidak semua bisa dituruti, tapi keputusan ada di tangan saya. Sejauh saya tidak keluar dari jalur dan bertanggung jawab. Karena bagi saya pribadi, kebebasan itu sangat berharga dan tidak bisa dibeli.Â
Kembali pada relawan ekspedisi Indonesia baru itu, mungkin saya bisa menjelaskan, kenapa geli. Karena secara pribadi, apa yang bisa dinikmati jika harus menuruti persyaratan dan tanggung jawab yang ribet, padahal tidak ada imbalan yang didapat. Sepertinya tidak rasional. Tapi tentunya itu diserahkan pada setiap individu yang terlibat. Kalau memang memenuhi persyaratan, dan bahagia dengan apa yang dilakukan, maka program relawan itu menjadi sesuatu yang menarik dan sesuai. Istilah jawanya cucuk.Sesuai imbal baliknya.Â
Dari viralnya Ekspedisi Indonesia baru itu, saya justru jadi teringat pada Kompasiana. Program relawan yang jauh lebih menarik dan bisa dilaksanakan siapa saja yang mempunyai akun Kompasiana tanpa syarat.Â
Selama ini, para kompasianer sudah menjadi relawan dengan menuliskan seluk beluk daerahnya masing-masing. Bahkan yang berada di luar negeri, di manca negara, semua bisa bergabung.Â
Semua menarik, karena Indonesia begitu kaya dan Dunia begitu indah. Dari adat istiadat, kebiasaan, makan, pola pikir, budaya, keanekaragaman satwa,
kuliner, baju daerah, wisata, semua sama menarik nya, karena kita tinggal di tempat yang berbeda-beda. Bahkan jika kita menuliskan pengalaman, bahkan kehidupan sehari-hari yang akrab, jauh lebih akurat, intens dan mendetail, daripada sekedar lewat seperti touring yang waktu, wilayah dan personilnya terbatas.Â
Mungkin Kompasiana bisa membuat relawan khusus yang siap meliput keanekaragaman daerah masing-masing. Kalau cuma menulis artikel, membuat foto dan video tentunya hal yang mudah bagi para kompasianer. Syukur-syukur bisa memfasilitasi para putra daerah yang menjadi relawan daerah masing-masing untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan materi dari pemerintah daerah yang bersangkutan.Â
Itu sekedar ide dari manusia merdeka seperti saya. Dan saya selalu bahagia menulis di Kompasiana, karena tanpa beban dan tanpa paksaan. Merdeka!! (Sambil mengepalkan tangan, Hi. Hi. Hi...)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H