Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mewujudkan Taman Sederhana Inspirasi Kompasiana

15 Januari 2022   22:02 Diperbarui: 18 Januari 2022   06:42 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama sebenarnya saya ingin sekali memanfaatkan lahan kosong dibelakang rumah yang terbengkalai. Agak ribet memang, sebab ada galian cukup besar karena sebagian tanahnya dipergunakan untuk tanah urug saat kami membangun rumah. 

Saat musim hujan, bekas galian itu membentuk kolam tak beraturan, tapi saat kemarau, airnya kering. Sedang sekitar nya ditumbuhi semak belukar lumayan rimbun. Sebab saat musim hujan, berbulan-bulan kadang tak terjamah. 

Sayang sebenarnya, di saat harga tanah melambung, dan sejengkal tanah begitu berharga kalau kami menyia-nyiakan nya. Tapi untuk mengolahnya juga butuh tenaga dan biaya yang susah terpikir. 

Awalnya saya dan suami merencanakan taman buatan yang bisa kami gunakan untuk bercengkrama melepas penat. Tapi menimbang luas tanah yang tersisa di belakang sekitar 9 m x 20 m, bila diborongkan ke tukang taman biayanya bisa menguras tabungan kami, akhirnya kami berencana untuk membuat taman mungil saja. Taman yang berkonsep kebun. Dengan gazebo dan kolam ikan. Dengan tanaman tidak hanya bunga, tapi tanaman yang bisa menghasilkan buah, dan juga bisa berfungsi untuk sayuran. 

Rambutan, pepaya, pisang. Jambunya tidak kelihatan. 
Rambutan, pepaya, pisang. Jambunya tidak kelihatan. 

Gamang untuk memulai, bingung mengawalinya dari mana. Kebetulan saat saya membuka halaman Kompasiana, saya menemukan artikel tentang ide membuat taman sederhana yang ditulis oleh Mbak Wahyu Sapta. Langsung saja saya pantengin artikelnya. 

Di situ dijelaskan tentang bagaimana mulai merencanakan desain, perkiraan biaya, pemilihan tanaman, dan sebagainya. Pembuatannyapun bisa dicicil sesuai kapasitas yang tersedia. 

Langkah awal kami rapikan dulu kondisi tanah yang semrawut. Membersihkan semak dan tumbuhan liar, serta mulai mengatur pembagian tanah untuk kolam, dan penempatan gazebo di pinggir kolam. 

Setelah kondisi tanah tertata, pembuatan kolam dimulai. Tidak lupa mempersiapkan sumber air untuk mengisi kolam. Ternyata biayanya cukup lumayan, jadi kami tunda dulu untuk langkah selanjutnya. 

Sambil kembali mengumpulkan biaya, kami coba untuk mengisi kolam dengan ikan yang bisa kami panen dan dijual, maklumlah kami hidup di desa. Pilihan kami jatuh pada si catfish, alias lele. Ikan ini mempunyai daya tahan hidup yang tinggi, bahkan di dalam lumpur pun bisa hidup. Harga bibitnya murah, dan masa panennya pendek, sekitar 3 bulan siap konsumsi. 

Alhamdulillah, lele sukses kami pelihara sampai panen. Tapi sepertinya, memelihara lele di taman kurang sesuai, karena airnya berbau kurang sedap, mungkin disebabkan oleh pakan yang tersisa. Airnya pun menjadi keruh. Jadi kami memutuskan untuk mengganti jenis ikan, biar bisa dinikmati keindahan nya juga. Pilihan kami jatuh pada ikan nila, sebab ikan ini di samping lezat dikonsumsi, nilai ekonomisnya relatif tinggi, pakannya bisa diseling dengan dedaunan, penampakannyapun menarik. Dari warna hitam, merah, pink, orange, dan kombinasi warna-warna itu. 

Nila. Ikan konsumsi bernilai ekonomis lumayan tinggi dan bernilai estetika
Nila. Ikan konsumsi bernilai ekonomis lumayan tinggi dan bernilai estetika

Sambil mempersiapkan kolam untuk ditebar bibit baru, kami mulai hunting gazebo. Awalnya kami ingin membeli gazebo jati yang awet dan kuat. Ternyata harganya relatif mahal, untuk gazebo jati polos dipatok harga 20-25 juta. Sedang gazebo jati ukir bisa di atas 50 juta, tergantung ukuran dan kerumitan ukiran. 

Akhirnya kami sadar diri, untuk suasana desa yang primitif, sepertinya gazebo bambu lebih sesuai. Terasa lebih natural dan santai. Harganyapun terjangkau, bisa didapatkan dengan harga di bawah 5 juta untuk ukuran 2x2 m, bahkan 2x4 m. 

Untuk tanaman, di samping bunga gantung seperti cinta abadi dan cinta murni, ada juga bunga pot seperti aster, dahlia, mawar, cabe hias, tomat hias, dll. 

Di samping itu, ada yang kami tanam langsung seperti cabe, sirih, merica, pepaya Jepang, pepaya, singkong yang diambil daunnya, keladi di pinggir kolam, dll. 

Sesuai konsep kebun yang kami inginkan, ada juga macam-macam alpukat okulasi yang kami tanam dalam pot, seperti alpukat mentega dan alligator Buah jambu, durian, matoa, bahkan pisang pun kami tanam, hehehe... 

Pompa air yang menjaga air terus menyembur membuat ikan-ikan nila semakin lincah dan sehat
Pompa air yang menjaga air terus menyembur membuat ikan-ikan nila semakin lincah dan sehat

Untuk sementara, taman berkonsep kebun ini sudah bisa kami nikmati, tapi tetap masih banyak yang harus disempurnakan. Silakan langsung memulai saja kalau berniat membuat taman, finishing nya bisa sambil jalan. Syukur-syukur bisa langsung memborong kan ke tukang taman, cukup menyediakan biayanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun