Sambil kembali mengumpulkan biaya, kami coba untuk mengisi kolam dengan ikan yang bisa kami panen dan dijual, maklumlah kami hidup di desa. Pilihan kami jatuh pada si catfish, alias lele. Ikan ini mempunyai daya tahan hidup yang tinggi, bahkan di dalam lumpur pun bisa hidup. Harga bibitnya murah, dan masa panennya pendek, sekitar 3 bulan siap konsumsi.Â
Alhamdulillah, lele sukses kami pelihara sampai panen. Tapi sepertinya, memelihara lele di taman kurang sesuai, karena airnya berbau kurang sedap, mungkin disebabkan oleh pakan yang tersisa. Airnya pun menjadi keruh. Jadi kami memutuskan untuk mengganti jenis ikan, biar bisa dinikmati keindahan nya juga. Pilihan kami jatuh pada ikan nila, sebab ikan ini di samping lezat dikonsumsi, nilai ekonomisnya relatif tinggi, pakannya bisa diseling dengan dedaunan, penampakannyapun menarik. Dari warna hitam, merah, pink, orange, dan kombinasi warna-warna itu.Â
Sambil mempersiapkan kolam untuk ditebar bibit baru, kami mulai hunting gazebo. Awalnya kami ingin membeli gazebo jati yang awet dan kuat. Ternyata harganya relatif mahal, untuk gazebo jati polos dipatok harga 20-25 juta. Sedang gazebo jati ukir bisa di atas 50 juta, tergantung ukuran dan kerumitan ukiran.Â
Akhirnya kami sadar diri, untuk suasana desa yang primitif, sepertinya gazebo bambu lebih sesuai. Terasa lebih natural dan santai. Harganyapun terjangkau, bisa didapatkan dengan harga di bawah 5 juta untuk ukuran 2x2 m, bahkan 2x4 m.Â
Untuk tanaman, di samping bunga gantung seperti cinta abadi dan cinta murni, ada juga bunga pot seperti aster, dahlia, mawar, cabe hias, tomat hias, dll.Â
Di samping itu, ada yang kami tanam langsung seperti cabe, sirih, merica, pepaya Jepang, pepaya, singkong yang diambil daunnya, keladi di pinggir kolam, dll.Â
Sesuai konsep kebun yang kami inginkan, ada juga macam-macam alpukat okulasi yang kami tanam dalam pot, seperti alpukat mentega dan alligator Buah jambu, durian, matoa, bahkan pisang pun kami tanam, hehehe...Â
Untuk sementara, taman berkonsep kebun ini sudah bisa kami nikmati, tapi tetap masih banyak yang harus disempurnakan. Silakan langsung memulai saja kalau berniat membuat taman, finishing nya bisa sambil jalan. Syukur-syukur bisa langsung memborong kan ke tukang taman, cukup menyediakan biayanya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H