Goa ini nyaris belum pernah terjamah, boleh dikatakan masih perawan, meski ada pengakuan warga yang mengatakan, bila masuk terus ke dalam goa, maka mulut goa yang lain tembus ke desa sebelah. Misteri yang belum terpecahkan.
Menantang para petualang untuk mengeksplor dan menguak pesona goa Bayem.Â
Satu lagi yang masih membuatku penasaran, kenapa goa ini dinamakan goa bayem, padahal tidak satupun tanaman bayem(bayam) tumbuh di sekitarnya. . Mungkin lebih tepat kalau disebut goa keladi, sebab di sekitar goa dan jalan menuju ke goa banyak tumbuh keladi, bahkan ada yang berukuran raksasa. Entahlah.....
Usai turun dari goa bayem, Mas Supri sudah menanti di sisi kanan untuk mencapai kedung maling. Menurut Mas Supri, tempat ini dinamai kedung maling karena dulu ada maling (pencuri) Â yang melarikan diri, dan bersembunyi di situ. Tapi ketahuan karena tercebur di dalam kedung. Maka tempat itu dinamai kedung maling.
Beberapa puluh tahun yang lalu, anak-anak biasa main di kedung maling untuk mandi, berenang dan bermain, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi dikunjungi. Generasi Mas Supri kebanyakan sudah berkeluarga, dan anak-anaknya adalah generasi mileneal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H