Suara tawa itu semakin jelas, langkahku tergesa nyaris tersandung kembali ke kamarku.Â
Kulewati kamar si sulung yang terbuka sedikit. Dia tertidur di atas matras yang digelarnya di lantai. Sementara laptopnya masih menyala memutar film yang menyuarakan tawa.
" Owh...ini rupanya," desisku lega, kumatikan laptopnya, dan kuselimuti tubuhnya.
Sementara suamiku juga tertidur di kursi dengan kepala terkulai di meja kerjanya. Laptopnya juga menyala dengan deretan tugas untuk siswa dan soal-soal ulangan yang belum selesai diketiknya. Mungkin dia terlalu lelah menghadapi pembelajaran daring yang hampir tak kenal libur dan tak kenal waktu.
Kubangunkan dia untuk pindah tidur dan beristirahat di kamar.
Pelan tapi cukup tertangkap jelas suara adzan shalat malam dikumandangkan dari masjid di dekat rumahku. Kuambil air wudhlu untuk melaksanakan qiyamul la'il, sekalian masak untuk sahur nanti. Kebetulan tanggal 1 muharam bersamaan dengan 1 suro dan bertepatan dengan hari kamis.Â
Suamiku berpesan untuk dibangunkan sahur puasa menyambut tahun baru 1 muharram, sementara aku berpuasa senin kamis. Sama-sama berpuasa meski berbeda niat. Semoga Alloh selalu melindungi dan merahmati kehidupan kami.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H