Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Siswa Libur, Guru Makan Gaji Buta?

30 Maret 2020   21:24 Diperbarui: 16 April 2020   19:50 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siswa libur, enak dong, guru makan gaji buta...

Seloroh wali murid ini membuat para guru naik pitam. Bermacam tanggapan para guru ketika ada rekannya yang mengunggah kalimat seperti itu yang diucapkan oleh beberapa wali murid. Dari yang membantah dengan nada keras sampai yang menitikkan air mata karena terluka. 

Sebelum melanjutkan obrolan tentang guru yang makan gaji buta, coba kita dengar curhat anak didik yang viral di grup WA. Saya tidak bisa menuliskan sumber utamanya, karena saya menerima pesan ini dari banyak grup WA tanpa menyebutkan sumbernya, hanya dikatakan pantun dari murid yang lagi belajar di rumah :

*Pantun dari murid yg lagi belajar dirumah*:

Beli Celana di Pasar Baru
Terkena paku di segala penjuru
Wahai Corona cepatlah berlalu
Sebab mamaku tak cocok jadi guru

Sudah pasti bukan kangguru
Karena bulunya berwarna merah
Mamaku tak cocok tuk jadi guru
Sebab ngajarnya slalu marah-marah

Ikan Tuna dan ikan Lohan
Bila beradu Si Tuna kalah
Wahai Corona pulanglah ke Wuhan
Kami rindu ibu bapak guru di sekolah

Ikan Tuna masak di panci
Kalau ditutup matang merata
Wahai Corona cepatlah pergi
Mama dah tak sanggup beli kuota
 
Mungkin para guru bisa sedikit tersenyum bijak bila membaca pantun di atas. Tak heran bila para orang tua, khususnya wali murid yang anaknya harus belajar dari rumah sewot. Mereka terbiasa menyerahkan semuanya pada sekolah khususnya guru. 

Pagi mengantar anak ke sekolah, dan siang atau sorenya menjemput. Menyerahkan semuanya pada guru. Paling banter sekedar tanya bagaimana pembelajaran hari ini pada anaknya. Apa yang terjadi, apakah semua baik-baik saja. Dan hal-hal yang umum tanpa perlu memperhatikan detil pembelajaran. Bahkan ada yang tak peduli sama sekali.

Wali murid bisa tenang melakukan aktifitasnya atau giat rutin seperti biasa. Tapi ketika ada wabah corona, dan anak-anak belajar di rumah, ada beberapa bahkan mungkin banyak wali murid yang tak sanggup membantu anak-anaknya belajar. Work from home, kerja dari rumah, membantu anak belajar, menyelesaikan pekerjaan rumah, bukan perkara mudah. 

Belum lagi faktor emosi yang stabil dengan adanya ancaman virus yang menuntut cuci tangan, disinfektan, masker, dan berita-berita tidak bertanggung jawab yang memicu cemas dan stres. Saat itulah banyak wali murid yang panik dan berusaha mencari kambing hitam. 

Meski ada sebuah pantun tak kalah lucu yang dituliskan seorang mama menjawab curhatan sang anak. Saya dapatkan dari tulisan seorang guru di grup fb media guru Indonesia, yang bunyinya kurang lebih begini :

Di  Australia banyak kangguru

 Sepertinya enak jadi tempat wisata

Kamu kira mama suka jadi gurumu

Waktu diajar tanya makanan saja

Mungkin para guru bisa memaklumi ketika paham kondisi para wali murid yang seperti mendapat shock therapy karena tetiba harus menghadapi dan membantu anak-anaknya  belajar, meski itu bukan alasan untuk membenarkan alasan mereka menuduh guru makan gaji buta, karena pada kenyataannya tugas guru yang mengajar dari rumah jauh lebih berat daripada jika bertatap muka secara langsung. Dalam pembelajaran daring, guru dituntut :

1. Melakukan presensi dengan mengisi jurnal.

2. Tetap mengajar secara daring sesuai jam mengajarnya.

3. Menciptakan pembelajaran yang menarik dengan membuat presentasi power point,  video, kreatif mengarahkan siswa sesuai kondisi yang dihadapi bila kondisi siswa beragam, bahkan ada yang belum mempunyai gawai yang bisa mengakses aplikasi.

4. Menyisihkan anggaran agar kuota aman.

5. Kreatif membagi waktu agar tidak menderita penyakit karena seharian menghadapi gawai, laptop atau komputer. Sesekali berganti posisi dan berolah raga sebentar.

6. Terkadang ada kebijakan sekolah yang menuntut guru untuk selalu stand by di depan laptop tanpa peduli tanggal merah atau hari libur.

Mungkin diperlukan saling mengerti dan memahami di antara wali murid dan para guru agar siswa nyaman belajar. Saling memahami dan mengerti, bersatu melawan corona agar segera musnah dari muka bumi. Jangan lupa :

1. Sering cuci tangan memakai sabun.

2. Sebisa mungkin tetap tinggal di rumah.

3. Jaga jarak dan hindari kontak langsung.

4. Hindari kerumunan

5. Usahakan memakai masker untuk meminimalkan kontak dengan droplet.

6. Selalu berpikir positif dan paling tidak tersenyum kalau tidak bisa tertawa, karena bahagia akan meningkatkan imunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun