Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arogansi Rakyat Jelata Saat Menggelar Hajatan

10 November 2012   04:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:41 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kata-kata yang keluar dari pengguna jalan yang terdholimi bukan doa berkah, Semoga menjadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah, Tapi justru sumpah serapah, keluarga gak genah, pundi-pundinya bedah, dan semoga rumah tangganya bubrah, siapa yang salah ?

Di bulan besar seperti ini banyak orang yang punya gawe . Sebenarnya hal seperti itu wajar saja. Menjadi tidak wajar dan bermasalah ketika para empunya hajat itu seenaknya menuTup jalan umum terutama jalan raya yang dilalui oleh ratusan bahkan ribuan pengguna jalan setiap harinya, dan dialihkan ke jalan-jalan atau gang-gang kecil di tengah perkampungan. Selain pengguna jalan harus menempuh rute lebih jauh 2 sampai 5 kali lipat, hal seperti ini juga berbahaya karena bisa menimbulkan kecelakaan. Bayangkan saja kalau jalanan sempit yang biasanya sepi berubah menjadi ramai dengan kendaraan yang berlalu-lalang, bisa saja terjadi saling tabrak.Yang lebih konyol lagi, para empunya hajat itu membangun terob di tengah jalan, seperti membangun rumah di  tengah jalan saja, sehingga ketidaknyamanan seperti ini bisa berlangsung berhari-hari. Bisa 3 hari bahkan sampai seminggu. Seharusnya para ceceore atau rakyat jelata bisa belajar dari Presiden SBY, yang waktu menggelar hajatan dan lalulintas dialihkan beberapa jam saja, banyak media yang menyoroti , bahkan demo dan kehebohan mewarnainya. Saya tidak tahu, kenapa pelanggaran serius terhadap hak pengguna jalan seperti ini seolah-olah menjadi  hal yang sepele, tapi saya yang juga rakyat jelata  hanya bisa berharap, semoga para rakyat jelata yag sedang menggelar hajat, tidak lagi arogan untuk menjadi preman penguasa jalan. Semoga....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun