Mohon tunggu...
Istiyanah Istiyanah
Istiyanah Istiyanah Mohon Tunggu... Guru - SD Negeri 2 Pringsurat

"Jangan setengah hati menjadi guru, karena anak didik kita telah membuka sepenuh hatinya." - Ki Hajar Dewantara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

30 Juli 2023   20:00 Diperbarui: 30 Juli 2023   20:02 1701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen kegiatan pembelajaran di kelas

Asalamualaiakum Wr.Wr, Salam Guru Penggerak

Pada artikel kali ini, saya akan memaparkan tentang Koneksi Antar Materi dari Filosofi Ki Hajar Dewantara, Nilai dan Peran Guru g, Visi Guru Penggerak serta Budaya Positif dengan Pembelajaran Berdiferensiasi.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. 

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
  2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
  3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang "mengundang' murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
  4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
  5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan di kelas yaitu dengan beberapa cara, diantarnya:

  • Menentukan tujuan pembelajaran;
  • Menganalisis kebutuhan belajar dengan melakukan asesmen diagnostik (kognitif dan non kognitif);
  • Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan aspek kesiapan belajar murid, minat belajar murid, dan profil belajar murid;
  • Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan dengan strategi pembelajaran berdiferensiasi konten, proses, dan produk;
  • Mengimplementasikan rencana pembelajaran berdiferensiasi di kelas;
  • Melakukan asesmen/penilaian berdiferensiasi berdasarkan teknik penilaian: assesment for learning (penilaian untuk pembelajaran), assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran, learning of assessment (penilaian akhir pembelajaran)

 

Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal yaitu dengan  memenuhi kebutuhan belajar murid, guru melakukan pemetaan kebutuhan berdasarkan 3 (tigas) aspek, yaitu kesiapan belajar murid, minat murid, dan profil belajar murid.

Dalam kesiapan belajar murid bahwa guru melihat kesiapan murid untuk mengetahui kemampuan murid dalam mempelajari materi, konsep atau ketrampilan baru.

Sedangkan minat murid bahwa guru memberikan pilihan kepada murid untuk belajar sesuai dengan minatnya sehingga dapat meningkatkan motivasinya. Dan profil belajar murid bahwa guru memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya, kecerdasan majemuknya, pengaruh budaya dan lingkungannya.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu murid mencapai hasil belajar yang optimal dengan menerapkan 3 (tiga) strategi pembelajaran diferensiasi yaitu diferensiasi konten bahwa guru perlu menyesuaikan konten (materi pembelajaran) dengan kebutuhan belajar murid yang beragam.

Selanjutnya diferensiasi proses bahwa proses belajar yang bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan murid. Proses ini mengacau pada bagaimana murid memahami dan memaknai apa yang terjadi. Dan diferensiasi produk bahwa guru memodifikasi tagihan produk yang akan dihasilkan murid disesuaikan dengan konten yang dipelajari dan proses yang telah terlewa

Kaitan antara materi dalam modul ini dan modul lain di Program Guru Penggerak

Keterkaitan antar materi dimulai dari salah satu filosofi Ki Hajar Dewantara adalah sistem among dimana guru harus menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya.

Hal ini sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi bahwa guru harus melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid yang sangat kompleks. Untuk itu guru harus memiliki nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid sebagai modal dalam mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid.

Guru penggerak memiliki peran yang mendukung dalam pembelajaran berdiferensiasi. Adapun peran tersebut adalah menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktis, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan kepemimpinan murid.

Juga guru penggerak memiliki visi untuk melakukan perubahan positif dalam pembelajaran berpihak pada murid dengan strategi inkuiri apresiatif (IA) yaitu pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Perubahan yang dilakukan melalui pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi membentuk budaya positif di sekolah. Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan serta kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat, dan bertanggungjawa. Budaya positif tidak dapat berdiri sendiri dalam budaya ajar tetapi terintegrasi dalam pembelajaran berdiferensiasi.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran berpihak pada murid sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun