LAPORAN PRAKTIK BAIK (BEST PRACTICES)
 Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Nazhatut Thullab
Pada Materi Zat Aditif dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Disusun Oleh
Nama Guru         : Istiva Wahyuni, S. Si
No. UKG Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 201500247275
Mata Pelajaran       : Ilmu Pengetahuan Alam
Sekolah Asal        : SMP Nazhatut Thullab
Provinsi            : Jawa Timur
PENDIDIDKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
       Perkembangan jaman, kemampuan teknologi, dan berbagai dampaknya membuat dunia pendidikan harus dapat menjadi salah satu wadah bagi peserta didik dalam mempersiapkan dirinya menghadapi dan menjalani kehidupan di masa depan. Tantangan abad 21 menjadi salah satu pendorong dilahirkannya berbagai model pembelajaran. Tantangan abad 21 mengajak peserta didik untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, mampu berkomunikasi dan berkolaborasi lebih dikenal dengan 4 C (Critical thinking, Creative, Comunicative, Collaborative).Â
Pembelajaran abad 21 sering dikaitkan dengan HOTS (Higher Order Thinking Skill) dimana peserta didik diharapkan mampu menalar, menganalisa, bahkan mencari solusi atas sebuah permasalahan. Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21, guru juga dituntut untuk mempunyai kemampuan melaksanakan pembelajaran yang menggiring peserta didik menuju pembelajaran abad 21. Salah satu cara untuk mendampingi peserta didik dalam mewujudkan pembelajaran abad 21 adalah dengan menyajikan permasalahan otentik yang dialami oleh peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan permasalahan otentik adalah Problem Based Learning (PbL)
      Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran di kelas VIIID SMP Nazhatut Thullab yang dilaksanakan 15 November 2023 ,diperoleh temuan -- temuan permasalahan diantaranya hasil belajar peserta didik masih ada yang belum mencapai KKTP, peserta didik kurang konsentrasi terhadap materi pembelajaran selain itu guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional, dimana pembelajaran masih berpusat pada guru.
      Model pembelajaran yang akan diterpakan adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).  Model pembelajaran ini juga didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang dibuat menarik mungkin hingga membuat peserta didik tertarik mengikuti proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Situasi
  a. Kondisi yang melatar belakangi masalah
      Rendahnya hasil belajar peserta didik pada kelas VIII D SMP Nazhatut Thullab diantaranya disebabkan karena perencanaan pembelajaran masih sederhana, belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif, kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang interaktif, kurangnya keaktifan peserta didik di dalam proses pembelajaran, kesulitan peserta didik dalam membagi waktu belajar di pondok dan di sekolah, sarana dan prasana yang belum memadai di sekolah dan pembelajaran yang masih diterapkan oleh guru adalah pembelajaran konvensional. Hasil pembelajaran rendah disebabkan oleh pembelajaran yang msih berorientasi pada pola model konvensional yang lebih banyak di dominasi oleh guru, dimana guru hanya menjelaskan materi, kemudian memberikan contoh (Sarumaha, 2022)
b. Mengapa praktik ini penting untuk dibagikanÂ
      Menurut saya praktik baik ini penting sekali untuk dibagikan  karena permasalahan yang terjadi dan saya alami di lingkup kelas atau sekolah saya juga terjadi kepada guru lain di luar sana. Dengan membagikan praktik baik ini bisa memberikan refrensi dan motivasi bagi saya sendiri dan teman sejawat lainnya  untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran. Praktik baik (Best Practice)  perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan peserts didik dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai. Setelah melakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini , didapatkan bahwa peserta didik  sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai akhir, sehingga akan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran juga meningkat.  Selain itu pembelajaran yang diajarkan juga menjadi lebih menarik karena menggunakan media pembelajaran yang ienteraktif sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga peserta didik tidak merasa bosan selama proses pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajara Problem Based Learning (PBL) juga dapat mengubah yang awalnya pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Center). Selain itu juga proses pembelajaran lebih terstruktur dan  tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
c. Peran dan tanggung jawab dalam praktik baik ini.
      Sebagai seorang guru IPA di SMP Nazhatut Thullab memilii peran tanggung jawab untuk bisa melakukan proses pembelajaran secara efektif sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun langkah -- langkah yang dilakukan agar tujuan dalam paembelajaran tersebut tercapai antara lain menyusun modul ajar, media pembelajaran, assessment pembelajaran yang meliputi diagnostic non kognitif, sumatif dan formatif, membuat bahan ajar, beserta LKPD yang sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih. Kemudian untuk menyusun rencana pembelajaran yang baik, perlu melakukan diskusi dengan dosen pembimbing, guru pamong, dan juga teman sejawat. Jika terdapat kesalahan atau ada yang kurang maka perlu dilakukan revisi sebelum menerapkannya pmebelajaran di kelas, sesuai dari saran atau masukan dari dosen, guru pamong, dan teman sejawat.
B. TantanganÂ
a. Tantangan yang dihadapi oleh guru antara lain
      Tantangan yang dihadapi oleh guru antara lain, kemampuan peserta didik dalam mengolah sumber informasi masih kurang, memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik materi, memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan karakteristik peserta didik sesuai dengan penerapan TPACK, kurang terbiasanya peserta didik dengan model pembelajaran Problem based learning, guru harus bisa meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran, pengelolaan waktu yang kurang maksimal karena kemampuan pemahaman materi peserta didik berbeda-beda
b. Siapa saja yang terlibat
      Yang berperan dalam proses praktik baik ini diantaranya Dosen dan guru pamong yang telah menjadi pembimbing, bapak Kepala Sekolah yang memberikan izin dalam pelaksanaan praktik ini menjadi narasumber dalam mengkonsultasikan permasalahan yang dihadapi, mengatasi tantangan yang dihadapi guru disekolah, rekan -- rekan sejawat yang telah membantu terlaksananya kegiaatan praktik baik ini sebagai sumber untuk dijadikan referensi bahwa semakin kuat dan seriusnya permasalahan ini agar dicarikan solusi yang tepat dan rekan sejawat juga sebagai pengamat dalam proses aksi ini dijalankan, peserta didik yang menjadi pusat pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar merupakan tujuan utama dalam penerapan model dalam aksi ini
C. Aksi
a. Laangkah -- langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut
        Langkah -- langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, antara lain Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah agar aksi ini terlaksana dengan baik, melakukan wawancara dengan rekan sejawat terkait dengan permasalahan hasil belajar peserta didik yang rendah, melakukan kajian literasi untuk mencari referensi model pembelajaran dan media yang cocok untuk digunakan dalam mengatasi permasalahan hasil belajar peserta didik yang rendah, wawancara dengan peserta didik guna mengetahui penyebab hasil belajar yang rendah, menyusun rencana perangkat pembelajaran yang terdiri dari modul ajar, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, dan alat evaluasi beserta rubric penilaian. Model pembelajaran yang digunakan dalam menyusun perangkat pembelajaran adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu model pembelajaran berbasis masalah. Model PBL merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir kritis dari peserta didik secara individu atau kelompok untuk mengatasi terhadap permasalahan yang dihadapi sehingga pembelajaran akan lebih bermakna, relevan dan kontekstual. Penggunaan model Problem Based Learning selama kegiatan pembelajaran membuat  peserta didik lebih berpikir daripada menghafal, memahami pelajaran yang lebih baik melalui diskusi dan juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik (Suharta, 2013) Dalam penyusunan modul ajar menyesuaikan dengan sintak -- sintak model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut:
- Orientasi peserta didik pada amasalah
- Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
- Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
b. Strategi yang digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut diatas adalah
        Strategi yang digunakan dalam menghadapi tantangan , antara lain Melaksanakan pembelajaran sesuai modul ajar, menggunakan pendekatan kontekstual, menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) , menggunakan media pembelajaran berbasis TPACK seperti power Point, video, menggunakan bahan ajar seperti handout dan LKPD berbasis masalah, melaksanakan rencana evaluasi yang mampu mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
c. Proses Pembelajaran Â
1. Kegiatan Pendahuluan
- Mengucapkan salam dan menyapa peserta didik, menanyakan keadaan peserta didik
- Berdo'a bersama peserta didik untuk memulai pembelajaran
- Mempresensi kehadiran peserta didik
- Guru melakukan kegiatan pretest pada peserta didik
- Menyampaikan apersepsi dan motivasi
- Menyampaikan pertanyaan pemantik
- Menyampaikan tujuan pembelajaran , manfaat pembelajaran, kegiatan yang akan dialkukan dan teknik penilaian yang digunakan selama proses pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Orientasi terhadap masalah
- Guru menayangkan video pada slide power point terkait jajanan yang mengandung bahan berbahaya
- Peserta didik melakuakan pengamatan pada video yang ditayangkan dan membuat tanggapan atau pertanyaan berkaitan dengan isi video
Mengorganisasikan peserta didik
- Peserta didik dikelompokksn menjsdi 4-5 orang dalam setiap kelompok
- Guru membagikan LKPD dan bahan ajar kepada setiap kelompok
Membimbing dalam diskusi kelompokÂ
- Guru membimbing kelompok dalam berdiskusi kelompok
- Peserta didik bekerjasama dalam kelompok untuk mengidentifikasi kandungan zat aditif yang terkandung dalam makanan kemasan
- Peserta diidik bekerjassama dalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada LKPD
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Peserta didik mengemukakan hasil diskusi kelompok dengan percaya diri
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
- Guru memberikan pengatan konsep terkait dengan zat aditif
- Peserta didik diminta untuk menyimpilkan tentang materi zat aditif
- Melakukan evaluasi hasil belajar terkait materi yang telah dipelajari
3. Kegiatan Penutup
- Peserta didik memberikan respon pada refleksi yang diberikan guru terhadap materi yang telah di pelajari
- Guru menyampaikan informasi terkait materi yang akan dipelajari dalam pertemuan berikutnya
- Guru bersama peserta didik melakukan doa bersma untuk menutup pembelajaran
D. Refleksi hasil dan dampak Dampak aksi terhadap langkah --langkah pembelajaran yang dilakukan
a. Peserta didik menjadi lebih aktif saat pembelajaran, peserta didik dapat memahami materi zat aditif dengan baik yang ditunjukkan dengan jawaban hasil dikusi kelompok, presentasi hasil kelompok dan mampu menjawab pertanyaan dengan benar, pembelajaran menjadi terpusat ke peserta didik, peserta didik mampu memecahkan permasalahan yang muncul serta mampu dalam mencari solusi terkait permasalahan tersebut, selain itu pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan penggunaan media yang interaktif.
b. Apakah hasilnya efektif ? atau tidak efektif? Mengapa?
Dari hasil analisis yang dilaksanakan hasilnya efektif karena guru sudah melakukan refleksi dan analisis yaitu tercapainya tujuan pembelajaran, pembelajaran menjadi terpusat ke peserta didik, adanya peningkatan hasil belajar peserta didik.
Hasil pretes menunjukkan pengetahuan awal peserta didik sebelum belajar menggunakan model pembelajaran Problaem Based Learning, sedangkan hasil posttest menunjukkan pengetahuan peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning
Hasil Pretes peserta didik pada materi zat aditif
Sebelum pembelajaran dengan model PBL dilakukan peserta didik diberiak pretest sesuai rencana pada PPL 2 , dengan soal pilihan ganda sebanyak 5 butir soal dengan jumlah peserta didik 15 orang. Hasil pretest peserta didik diperoleh dapat di distribusikan pada table berikut sebagai brikut.
Tabel 1 : Hasil Pretest peserta didik
Nilai pengetahuan pretest sebelum proses pembelajaran mata pelajaran IPA materi zat aditif pada kelas VIII D di SMP Nazhatut Thullab yaitu 33,33% mencapai ketercapaian KKTP. Dari hasil pencapaian tersebut dikategorikan kesiapan peserta adidik belajar secara mandiri sebelum proses pembelajaran masih sangat kurang
Hasil posttest peserta didik pada materi zat aditif
Nilai pengetahuan posttest setelah proses praktik pembelajaran mata pelajaran IPA materi zat aditif pada kelas VIII D di SMP Nazhatut Thullab.
Tabel 2: Hasil Postest peserta didik
Hasil penilaian yang diperoleh peserta didik berdasarkan analisis nilai dapat diketahui rata-rata siswa adalah 76 dengan peserta didik yang mencapai KKTP 66.7 % yaitu 10 peserta didik mencapai ketercapaian, sedangkan peserta didik yang belum mencapai ketercapaian 33,3 % yaitu 5 peserta didik. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100 dan nilai terendahnya 60 menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik sudah mengalami perbaikan yang signifikan, dengan demikian penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIIID di SMP Nazhatut Thullab pada materi Zat aditif. Â
Analisis keterampilan berdiskusi dan presesntasi peserta didikÂ
Pada PPL 2 ini terdapat  3 kelompok yang terdiri dari 5 peserta didik. Sebelum di belajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) peserta didik masih ada yang tidak bisa mengemukakan pendapat serta argumennya ketika berdiskusi, mereka cenderung diam dan bekerja sendiri -- sendiri. Setelah pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) peserta didik mampu mengeluarkan pendapat dan bisa menerima pendapat pendapat orang lain, partisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok meningkat Karen pada model pembelajaran Problem  Based Learning (PBL) melatih peserta didik agar bisa berkolaborasi dengan sesame temannya.
c. Bagaimana respon orang lain terhadap Based Praktice
      Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah sangat senang, hal ini di tunjukkan pada kegiatan refleksi memberIkan refleksi bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik, selain itu dalam proses pembelajaran peserta didik sudah terlihat aktif dan dapat menyelesaikkan permasalahan yang muncul.
      Respon teman sejawat terhadap Based Praktice yang telah dilaksanakan mendapat respon baik dari teman sejawat selaku observer. Dengan memberikan komentar bahwa Based Praktice ini sangat efektive dalam meningkatkan pemahaman peserta didik materi zat aditif. Based Praktice telah  dilaksanakan dengan menggunakan media dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik abad 21.
d. Factor yang menyebabkan keberhasilan/ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan
      Faktor keberhailan pembelajaran ini terjadi karena adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak seperti kepala sekola, teman sejawat, dewan guru, dan peserta didik. Selain itu, berkat bimbingan dan arahan dari dosen, guru pamong dan dan teman kelas D1 yang selalu mensuport kegiatan yang saya lakukan serta keefektifan perangkat pembelajaran yang inovatif.
e. Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
      Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan perlu mengidentifikasi karakteristik peserta didik, memilih media dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, berkolaborasi dengan berbagai pihak, serta mencari referensi berbagai kajian literature, mempersiapkan perencanaan dengan matang, melaksanakan pembelajaran sesuai rencana yang telah dibuat, mengevaluasi hasil pembelajaran dan melakukan refleksi diri untuk pembelajaran agar lebih baik lagi.
      Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar kognitif , kemampuan berpresentasi,kemampuan menjawab pertaanyaan dengan benar, mampu memberiakn solusi terhadap penggunaan zat aditif  peserta didik kelas VIII SMP Nazhatut Thullab.
BAB III
KESIMPULAN
       Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan penggunaan media pembelajaran berupa PPT dan video sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yang ditunjukkan dengan hasil yang diperoleh peserta diidk sudah mencapai KKTP yang semuala hsil pretest hanya 33,33 % yang mencapai KKTP setelah dilakukan posttest nilai yang diperoleh 66,7% peserta didik mencapai KKTP.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Sarumaha, 2022, Penggunaan model pembelajran artikulasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu.
Suharta, Luthan, dan Putri, L. A, 2013. Aplication of Cooperative Problrm  Based Learning Model to Develop Creativity and Foster Democracy, and Improve Student Learning Outcomes In Chemistry In High School, Journal Of Education and Practice. Vol 4, No 25. Hal 55-60
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H