UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
       Perkembangan jaman, kemampuan teknologi, dan berbagai dampaknya membuat dunia pendidikan harus dapat menjadi salah satu wadah bagi peserta didik dalam mempersiapkan dirinya menghadapi dan menjalani kehidupan di masa depan. Tantangan abad 21 menjadi salah satu pendorong dilahirkannya berbagai model pembelajaran. Tantangan abad 21 mengajak peserta didik untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, mampu berkomunikasi dan berkolaborasi lebih dikenal dengan 4 C (Critical thinking, Creative, Comunicative, Collaborative).Â
Pembelajaran abad 21 sering dikaitkan dengan HOTS (Higher Order Thinking Skill) dimana peserta didik diharapkan mampu menalar, menganalisa, bahkan mencari solusi atas sebuah permasalahan. Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21, guru juga dituntut untuk mempunyai kemampuan melaksanakan pembelajaran yang menggiring peserta didik menuju pembelajaran abad 21. Salah satu cara untuk mendampingi peserta didik dalam mewujudkan pembelajaran abad 21 adalah dengan menyajikan permasalahan otentik yang dialami oleh peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan permasalahan otentik adalah Problem Based Learning (PbL)
      Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran di kelas VIIID SMP Nazhatut Thullab yang dilaksanakan 15 November 2023 ,diperoleh temuan -- temuan permasalahan diantaranya hasil belajar peserta didik masih ada yang belum mencapai KKTP, peserta didik kurang konsentrasi terhadap materi pembelajaran selain itu guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional, dimana pembelajaran masih berpusat pada guru.
      Model pembelajaran yang akan diterpakan adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).  Model pembelajaran ini juga didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang dibuat menarik mungkin hingga membuat peserta didik tertarik mengikuti proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Situasi
  a. Kondisi yang melatar belakangi masalah
      Rendahnya hasil belajar peserta didik pada kelas VIII D SMP Nazhatut Thullab diantaranya disebabkan karena perencanaan pembelajaran masih sederhana, belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif, kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang interaktif, kurangnya keaktifan peserta didik di dalam proses pembelajaran, kesulitan peserta didik dalam membagi waktu belajar di pondok dan di sekolah, sarana dan prasana yang belum memadai di sekolah dan pembelajaran yang masih diterapkan oleh guru adalah pembelajaran konvensional. Hasil pembelajaran rendah disebabkan oleh pembelajaran yang msih berorientasi pada pola model konvensional yang lebih banyak di dominasi oleh guru, dimana guru hanya menjelaskan materi, kemudian memberikan contoh (Sarumaha, 2022)
b. Mengapa praktik ini penting untuk dibagikanÂ
      Menurut saya praktik baik ini penting sekali untuk dibagikan  karena permasalahan yang terjadi dan saya alami di lingkup kelas atau sekolah saya juga terjadi kepada guru lain di luar sana. Dengan membagikan praktik baik ini bisa memberikan refrensi dan motivasi bagi saya sendiri dan teman sejawat lainnya  untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran. Praktik baik (Best Practice)  perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan peserts didik dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai. Setelah melakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini , didapatkan bahwa peserta didik  sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai akhir, sehingga akan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran juga meningkat.  Selain itu pembelajaran yang diajarkan juga menjadi lebih menarik karena menggunakan media pembelajaran yang ienteraktif sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga peserta didik tidak merasa bosan selama proses pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajara Problem Based Learning (PBL) juga dapat mengubah yang awalnya pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Center). Selain itu juga proses pembelajaran lebih terstruktur dan  tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
c. Peran dan tanggung jawab dalam praktik baik ini.
      Sebagai seorang guru IPA di SMP Nazhatut Thullab memilii peran tanggung jawab untuk bisa melakukan proses pembelajaran secara efektif sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun langkah -- langkah yang dilakukan agar tujuan dalam paembelajaran tersebut tercapai antara lain menyusun modul ajar, media pembelajaran, assessment pembelajaran yang meliputi diagnostic non kognitif, sumatif dan formatif, membuat bahan ajar, beserta LKPD yang sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih. Kemudian untuk menyusun rencana pembelajaran yang baik, perlu melakukan diskusi dengan dosen pembimbing, guru pamong, dan juga teman sejawat. Jika terdapat kesalahan atau ada yang kurang maka perlu dilakukan revisi sebelum menerapkannya pmebelajaran di kelas, sesuai dari saran atau masukan dari dosen, guru pamong, dan teman sejawat.
B. TantanganÂ
a. Tantangan yang dihadapi oleh guru antara lain
      Tantangan yang dihadapi oleh guru antara lain, kemampuan peserta didik dalam mengolah sumber informasi masih kurang, memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik materi, memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan karakteristik peserta didik sesuai dengan penerapan TPACK, kurang terbiasanya peserta didik dengan model pembelajaran Problem based learning, guru harus bisa meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran, pengelolaan waktu yang kurang maksimal karena kemampuan pemahaman materi peserta didik berbeda-beda
b. Siapa saja yang terlibat
      Yang berperan dalam proses praktik baik ini diantaranya Dosen dan guru pamong yang telah menjadi pembimbing, bapak Kepala Sekolah yang memberikan izin dalam pelaksanaan praktik ini menjadi narasumber dalam mengkonsultasikan permasalahan yang dihadapi, mengatasi tantangan yang dihadapi guru disekolah, rekan -- rekan sejawat yang telah membantu terlaksananya kegiaatan praktik baik ini sebagai sumber untuk dijadikan referensi bahwa semakin kuat dan seriusnya permasalahan ini agar dicarikan solusi yang tepat dan rekan sejawat juga sebagai pengamat dalam proses aksi ini dijalankan, peserta didik yang menjadi pusat pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar merupakan tujuan utama dalam penerapan model dalam aksi ini
C. Aksi
a. Laangkah -- langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut
        Langkah -- langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, antara lain Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah agar aksi ini terlaksana dengan baik, melakukan wawancara dengan rekan sejawat terkait dengan permasalahan hasil belajar peserta didik yang rendah, melakukan kajian literasi untuk mencari referensi model pembelajaran dan media yang cocok untuk digunakan dalam mengatasi permasalahan hasil belajar peserta didik yang rendah, wawancara dengan peserta didik guna mengetahui penyebab hasil belajar yang rendah, menyusun rencana perangkat pembelajaran yang terdiri dari modul ajar, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, dan alat evaluasi beserta rubric penilaian. Model pembelajaran yang digunakan dalam menyusun perangkat pembelajaran adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu model pembelajaran berbasis masalah. Model PBL merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir kritis dari peserta didik secara individu atau kelompok untuk mengatasi terhadap permasalahan yang dihadapi sehingga pembelajaran akan lebih bermakna, relevan dan kontekstual. Penggunaan model Problem Based Learning selama kegiatan pembelajaran membuat  peserta didik lebih berpikir daripada menghafal, memahami pelajaran yang lebih baik melalui diskusi dan juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik (Suharta, 2013) Dalam penyusunan modul ajar menyesuaikan dengan sintak -- sintak model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut:
- Orientasi peserta didik pada amasalah
- Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
- Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
b. Strategi yang digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut diatas adalah
        Strategi yang digunakan dalam menghadapi tantangan , antara lain Melaksanakan pembelajaran sesuai modul ajar, menggunakan pendekatan kontekstual, menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) , menggunakan media pembelajaran berbasis TPACK seperti power Point, video, menggunakan bahan ajar seperti handout dan LKPD berbasis masalah, melaksanakan rencana evaluasi yang mampu mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
c. Proses Pembelajaran Â
1. Kegiatan Pendahuluan
- Mengucapkan salam dan menyapa peserta didik, menanyakan keadaan peserta didik
- Berdo'a bersama peserta didik untuk memulai pembelajaran
- Mempresensi kehadiran peserta didik
- Guru melakukan kegiatan pretest pada peserta didik
- Menyampaikan apersepsi dan motivasi
- Menyampaikan pertanyaan pemantik
- Menyampaikan tujuan pembelajaran , manfaat pembelajaran, kegiatan yang akan dialkukan dan teknik penilaian yang digunakan selama proses pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Orientasi terhadap masalah
- Guru menayangkan video pada slide power point terkait jajanan yang mengandung bahan berbahaya
- Peserta didik melakuakan pengamatan pada video yang ditayangkan dan membuat tanggapan atau pertanyaan berkaitan dengan isi video
Mengorganisasikan peserta didik
- Peserta didik dikelompokksn menjsdi 4-5 orang dalam setiap kelompok
- Guru membagikan LKPD dan bahan ajar kepada setiap kelompok
Membimbing dalam diskusi kelompokÂ
- Guru membimbing kelompok dalam berdiskusi kelompok
- Peserta didik bekerjasama dalam kelompok untuk mengidentifikasi kandungan zat aditif yang terkandung dalam makanan kemasan
- Peserta diidik bekerjassama dalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada LKPD