Mohon tunggu...
Isti N. Saptiono
Isti N. Saptiono Mohon Tunggu... Konsultan - Pengajar dan penggiat pendidikan

Pengajar, pemerhati dan penggiat pendidikan, peduli tentang isyu pendidikan dan sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Karakter Anak: Tanggung Jawab Siapa?

19 Oktober 2020   18:55 Diperbarui: 20 Oktober 2020   07:29 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari pixabay.com

Sementara ia memperbaiki mobil, pasangan tersebut disuguhi teh hangat dan roti coklat. Setelah sekitar satu jam, mobil mereka selesai diperbaiki. Pasangan suami istri itu tentu saja sangat bersyukur. Mereka segera membayar ongkos perbaikan dan mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan dan keramah-tamahan pemilik bengkel.

Dan... apa yang terjadi setelah itu? 

Pemilik bengkel menyampaikan bahwa ia telah melaporkan pelanggaran rambu lalu-lintas suami istri itu kepada polisi setempat. Tentu saja pasangan tersebut sangat terkejut. Mereka menjelaskan situasi yang mereka hadapi. Mobil mereka tiba-tiba mogok, cuaca buruk, dan waktu sudah sangat larut malam. Tentu tidak akan mengganggu keamanan dan kenyamanan pengendara lain karena situasi jalan sepi, dan toh tidak ada polisi lalu-lintas yang bertugas.

Namun... apa jawaban sang pemilik bengkel?

"Tugas memastikan ketertiban, keamanan, dan kenyamanan dalam hidup, bukanlah tugas polisi saja. Ini adalah tugas kita semua di komunitas kecil ini. Mematuhi peraturan bukan untuk kepentingan kita sendiri, melainkan untuk kepentingan masyarakat dan terutama generasi berikutnya. Apakah Anda yakin bahwa tidak ada orang lain yang melihat kejadian pelanggaran itu? Saya saja melihatnya dari sini.

Bayangkan kalau peristiwa tersebut dilihat oleh seorang anak kecil dari salah satu jendela kamar rumah di sekitar sini. Dia menyaksikan sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh orang dewasa dengan sengaja! Bukankah ini sebuah pendidikan karakter yang buruk? Anak itu belajar tentang moral dan etika kehidupan langsung dari satu kejadian di depan matanya!"

Pasangan suami istri itu terhenyak!  Tak dapat berkata apa-apa...!

***

Cerita nyata di atas dialami dan dituturkan oleh seorang teman berkebangsaan Swiss dalam perbincangan ringan tentang pentingnya memberikan pendidikan moral, etika dan karakter baik kepada anak secara langsung. 

Bukan melalui teori atau pelajaran di sekolah. Pendidikan karakter dipelajari melalui penerapan dalam kehidupan sehari-sehari, melalui contoh dan teladan dari orang-orang dewasa di sekitarnya. Jadi, siapa yang harus berperan dalam mendidik anak-anak kita? Kita semua! Bukan hanya orang tua langsung, guru, dan sekolah. 

"It takes a village to raise a child" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun