Bagaimana hasil tanaman jeruk saya? Ya, mungkin biasa-biasa saja. Baru 3 bulan umur tanamannya, jadi belum dapat benar-benar dibuktikan perbedaan antara tiap caranya. Apalagi dinikmati hasilnya. Doakan agar terus tumbuh sehat, ya!
Seperti biasanya, saya mencoba membuat refleksi tentang hal-hal yang saya pelajari dari proses menanam jeruk dari bijinya ini.
- Biji buah adalah anugerah yang secara alamiah berfungsi sebagai unit penyebaran tanaman.
- Biji buah dapat menjadi benih yang berpotensi menjadi tanaman yang sehat selama memperoleh lingkungan yang mendukung. Walaupun secara alamiah pula sifatnya unik, ada yang besar, kering, mulus, berkulit tebal, dan lainnya, kita dapat mengolahnya menjadi benih yang berpotensi.
- Benih yang kita rawat dengan baik akan bertunas dan tumbuh menjadi bibit tanaman yang sehat, kuat, dan memiliki kemampuan untuk berkembang biak lagi.
- Bibit tanaman yang sudah tampak kuat perlu kita jaga, beri asupan sinar matahari, media tanam, nutrisi (pupuk) yang cukup, dan hindari dari resiko terkena hama.
- Proses ‘melahirkan’ tanaman baru ini sama dengan proses melahirkan dan membesarkan anak kita.
- Berikan perhatian dan kasih sayang yang sama seperti kita membesarkan anak-anak kita.
Terakhir, dalam rangka melestarikan sumber daya alam hayati di lingkungan kita, ada baiknya kita mencuci dan mengeringkan biji buah yang kita makan, membungkusnya, lalu menyimpannya. Saat kita menemukan tanah kosong yang terbuka, buang biji-biji tersebut.
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H