Mohon tunggu...
Isti N. Saptiono
Isti N. Saptiono Mohon Tunggu... Konsultan - Pengajar dan penggiat pendidikan

Pengajar, pemerhati dan penggiat pendidikan, peduli tentang isyu pendidikan dan sosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Sejarah Melalui Silsilah dan Asal-usul Keluarga

17 Januari 2020   19:27 Diperbarui: 17 Juni 2021   08:22 5659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Keluarga dari https://pixabay.com/id/photos/

Stamboek Asal Oesoel - 25 Januari 1919: koleksi pribadi
Stamboek Asal Oesoel - 25 Januari 1919: koleksi pribadi
Saya cukup kagum dengan lengkapnya semua dokumen pengangkatan jabatan pengulu Eyang di Kutoarjo yang tersimpan rapi, walaupun sudah berwarna kuning kecoklatan dan beberapa dimakan rayap. 

Saya urutkan semua dokumen satu per satu, digabungkan dengan beberapa catatan tulisan tangan almarhum Ayah yang menjelaskan tentang Kompleks Pemakaman di Kaliwatubumi, Kutoarjo. 

Setelah kabupaten dipindahkan dari Semawung (yang terlanda banjir besar) dipindahkan ke Kutoarjo, maka ditetapkan R.B. Pringgoatmodjo sebagai bupati pertama Kutoarjo. 

Baca juga : Pentingnya Peran Orang Tua dalam Memanajemen Belajar Anak pada Masa Pandemi

Makamnya berada di Kompleks Pemakaman Kaliwatubumi, yang juga merupakan kompleks makam keluarga besar Eyang kami, Mochamad Djen.

Sambil menekuni dokumen-dokumen tersebut, terlintas kembali kenangan masa kecil ketika Ayah sering membawa kami ke daerah asal beliau, Kutoarjo, di Jawa Tengah. 

Kami dulu sering diajak mendaki Gunung Kaliwatu di Desa Kaliwatubumi, berziarah ke makam-makam di Komples Pemakaman di puncak gunung itu. 

Samar-samar saya mengingat cerita beliau tentang sejarah kota Kutoarjo, Bupati pertama Kutoarjo yang dimakamkan di situ, dan anak-cucunya. 

Saat itu tentu saja kami hanya mengangguk-angguk dan tidak sabar ingin berlari-lari di sekitar kompleks pemakaman yang masih asri dan penuh pepohonan.

Ternyata beberapa cerita tersebut beliau tulis kembali di beberapa kertas yang saya temukan. Setelah saya baca tulisan-tulisan beliau, saya baru menyadari betapa bernilainya cerita-cerita bersejarah tersebut. 

Mungkin saya tidak dapat menceritakannya kembali kepada anak-cucu saya, tetapi saya merasa perlu melestarikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun