Mohon tunggu...
Istiqomariyah Indra Ningrum
Istiqomariyah Indra Ningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Psikologi Universitas Surabaya

Selalu berusaha menunjukkan sisi terbaik diri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Motivasi Apa yang Mendasari Self Harm?

31 Juli 2020   23:29 Diperbarui: 31 Juli 2020   23:40 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh sebab itu, motivasi yang terbentuk karena perspektif yang salah untuk dapat membebaskan diri dari penyesalan, penolakan, dan tekanan yang ada harus diarahkan. Hal ini dilakukan agar motivasi untuk mengatasi berbagai faktor penyebab tidak mendasari perilaku self harm.

Cara mengganti perpektif agar dapat bebas dari perilaku self harm seperti mengekspresikan emosi negatif melalui berbagai tindakan positif. Contohnya melukis atau menyanyi, dengan begitu emosi tetap dapat tersalurkan namun tanpa menyakiti dan merugikan diri.

Selain itu motivasi individu untuk melakukan self harm dengan tujuan untuk menghukum diri bisa diubah dengan cara lain yaitu dengan membuktikan bahwa diri bisa menjadi lebih baik agar tidak ada penyesalan lagi. Sehingga motivasi menjadi berubah yaitu ingin menjadi lebih baik, hal ini dapat mengurangi frekuensi tindakan self harm.

Pada dasarnya kita harus memastikan motivasi diri dalam melakukan tindakan apakah didasarkan oleh perspektif yang benar atau tidak, agar terhindar dari perilaku negatif/menyimpang yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.

Setelah meninjau motivasi diri dalam melakukan tindakan apakah didasarkan oleh perspektif yang benar atau tidak. Akan terbentuknya motivasi yang lebih positif.

Contohnya ketika seseorang melakukan self harm karena menolak keberadaan diri (membenci diri sendiri), setelah melakukan penerimaan diri akan terbentuk motivasi untuk hidup dengan baik. Motivasi yang baik ini perlu ditingkatkan seperti motivasi belajar dan kerja.

Dalam meningkatkan motivasi yang baik ada tiga perspektif yaitu perspektif behavioris, kognitif, dan humanistik. Perspektif behaviorisme fokus pada perilaku yang tampak tanpa melihat perasaan dan pikiran individu. Perspektif kognitif lebih fokus pada pemikiran dan cara individu dalam melihat kondisinya.

Perspektif humanistik fokus pada sisi positif individu yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang. Dalam beberapa situasi orangtua yang merasa anaknya kurang motivasi dalam belajar sehingga menurunnya prestasi.

Hal yang dapat dilakukan oleh orangtua agar anaknya dapat termotivasi adalah dengan menyediakan fasilitas yang memadai seperti buku, menciptakan lingkungan yang kondusif, dan memberi dukungan.

Namun tidak semata-mata dalam meningkatkan motivasi belajar hanya dilakukan oleh orangtua, peran individu dan guru juga penting. Seorang anak dalam meningkatkan motivasi belajar dengan membaca dan mencari tokoh besar yang membuat dirinya termotivasi.

Guru juga berperan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan membuat suasana kelas dan membuat kegiatan pembelajaran yang menarik. Oleh sebab itu banyak hal yang dapat meningkatkan motivasi tergantung pada konteksnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun