Mohon tunggu...
Istiqomah Saeful
Istiqomah Saeful Mohon Tunggu... -

Perempuan di Kebun Hikmah http://rinduku.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar dari Ilalang

24 September 2010   09:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:00 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit, jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau. Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar, jadilah saja rumput, tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan. Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya, jadilah saja jalan kecil tetapi jalan setapak yang , membawa orang ke mata air

[penggalan puisi Taufik Ismail - Kerendahan Hati]

Kemarin saya pergi ke sebuah desa terpencil, di pesisir sungai kampar, Riau tepatnya, setelah 5 jam perjalanan darat, saya masih harus naek perahu sampan 30 menit, kemudian jalan menuju desa tersebut, kalau berjalan sepanjang 5 kilo dari Sudirman menuju Thamrin saya kuat, tidak masalah bahkan bisa jogging, tapi jalan 5 kilo diatas lahan gambut, tanah rawa yang berisi gambut hangat dengan sisi kanan dan kiri ilalang adalah soal lain, salah satu yang menyelematkan saya dari lumatan lumpur gambut yang panas adalah ilalang :) iya ilalang ini setinggi tubuh saya ini bukan hanya melindungi saya dari panas terik tapi juga rela menjadi pijakan kaki saya agar saya tak tertelan dan nyemplung ke lumpur gambut.

Saya jadi ingat puisi Taufik Ismail diatas, bahwa menjadi apapun saya, harus menjadi yang berguna, kalau kata guru mengaji saya “ALLAH tidak pernah menciptakan mahluk untuk sia sia” lalu pertanyaan saya selanjutnya adalah sudahkah saya menjadi hamba ALLAH yang berguna, sudahkah amanah saya dilahirkan ke muka bumi ini saya jalankan atau jangan jangan saya gak tahu lagi untuk apa saya dilahirkan di bumi ALLAH ini, mau ngapain saya dibumi ALLAH ini, dan mau kemana akhir dari perjalanan hidup saya ini, gimana mau berbuat banyak, gimana mau jadi hamba yang berguna dong kalau “mengapa” saya ada disini aja saya gak tahu…. Terlalu !! [bang haji Rhoma mode on]

Saya jadi ingat ucapan seorang sahabat ”De, gue sudah mewakafkan diri untuk ALLAH” kalimat itu sempet mampir ke telinga saya dan membuat saya takjub dengan kalimat “wakafkan diri” karena seingat saya wakaf adalah harta yang saya berikan untuk digunakan dijalan ALLAH, dan karena sahabat saya ini tak memiliki banyak harta, maka dia mewakafkan dirinya, jiwanya, sungguh tak terlintas dijwa saya yang masih mikirin dunia ini…

Iya, sahabat saya ini memberikan hidup dan jiwanya untuk ALLAH, gaji hasil bekerja di berikan kepada duafa dia hanya mengambil sedikit sekali, karena menurut dia apa yang dia berikan ke duafa itulah yang akan menjadi milik dia diakhirat kelak, harta bukanlah yang ada dalam gengamannya tapi apa yang dia berikan kepada orang lain itulah hartanya…

Kemudian sahabat saya ini mengajar untuk anak anak anak jalanan yang tak mampu bersekolah musik, tak bisa belajar gitar dengan benar ia ajarkan dan les bahasa inggris seperti ia berikan, seperti orang kaya memberikan les  anak anak mereka, katanya “Ilmu itu harus berguna buat orang lain De” dan sahabat saya ini rajin mencari cari mereka yang membutuhkan dirinya, didatanginya masyarakat yang tinggal di pinggir laut, ditanyakannya apa kira kira yang bisa dia bantu, di hampirinya mereka yang ditempat pembuangan sampah dan ditanyakan apakah sudah punya beras untuk esok, subhanallah …

Sedang saya? iya saya, apa yang sudah saya berikan untuk hamba hamba ALLAH yang lain, untuk bumi ALLAH, saya yang masih sibuk bekerja yah bekerja untuk makan saya, saya yang sibuk membaca buku yah ilmunya hanya untuk saya seorang, mata saya sibuk melihat para duafa tapi hati saya tak tergerak untuk menolongnya memperbaiki hidup, apa saja yang sudah saya manfaatkan dari indra pemberian ALLAH, tangan, kaki, mulut, mata, hidung masih saya gunakan untuk diri saya sendiri, andai saya mau seharusnya saya bisa membantu para duafa, menolong mereka memperbaiki hidupnya, ehm…

(
(

Ilmu yang saya dapat di bangku TK hingga kuliah pun baru berguna untuk saya, ah sudah waktunya saya berpikir untuk menjadi ilalang, yang rela terinjak oleh saya agar saya tak tertelan lumpur panas dilahan gambut kemarin karena memang begitulah fungsinya, dan saya yang menamakan diri saya manusia yang diberi akal masih juga berlum berpikir apa yang bisa saya lakukan untuk menjadi hamba ALLAH yang berguna sesuai dengan tujuan saya dikirim ke bumi ALLAH ini, masa kalah sama ilalang

P
P

Saya ingin sekali menjadi hamba yang bisa membanggakan pencipta saya, membuat ALLAH bangga telah menciptakan saya karena saya berguna untuk hamba hambaNYA yang lain, saya ingin meninggal dikenang karena saya bermanfaat untuk yang lain, dikenang bukan karena nama saya tapi karena diri saya berguna untuk yang saya tinggalkan…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun