Tak ada gading yang tak retak, yang bisa saya mengerti dari kalimat ini adalah bahwa tak ada gading yang mulus tanpa retak, semua pasti ada cacatnya, dan ketika gading itu saya ganti menjadi manusia, maka kalimatnya menjadi “tak ada manusia yang tak retak” artinya bahwa tak ada manusia yang sempurna, apalagi saya, sangat jauh dari sempurna maka ketika saya terlihat tanpa retak itu karena ALLAH menutupi aib aib saya, ketika saya terlihat tanpa cacat itu karena ALLAH menutupi kecacatan saya, ketika suara saya masih dipercaya itu karena ALLAH menutupi dusta kecil yang terselip diantara jutaan kata yang keluar.
Saya pernah mendengar dari guru mengaji saya bahwa “Kekurangan diri seorang mukmin merupakan ujian bagi mukmin yang lain” iya kalimat itu benar, karena ketika saya melihat kekurangan orang lain maka secara otomatis ujian bagi saya agar tidak merasa bahwa diri saya lebih baik dari orang yang saya lihat, ketika ke mall melihat si gemulai bercelana pendek, berkaos ketat maka saya akan merasa lebih suci karena saya berjilbab, ini ujian pertama bahwa saya merasa diri saya lebih baik, lebih suci, lebih takwa, padahal yang berhak menilai saya lebih baik, lebih takwa itu adalah ALLAH, maka dua dosa saya tampung, pertama dosa sombong dan kedua dosa mengambil hak ALLAH dalam menilai hamba hambaNYA yang lain, duh sungguh hamba macam apa yah saya ini
Tak ada manusia yang terlahir sempurna, kita menjadi terlihat sempurna karena ALLAH menutupi aib aib kita, kan gitu yah? ketika saya berbuat kesalahan dan tak ada satupun orang yang tahu saya salah, itu karena ALLAH menutupi aib saya, ketika saya mengambil satu anggur di supermarket untuk saya cicipi tanpa diketahui oleh penjaga toko dan gak diteriakin maling itu karena ALLAH menutupi aib saya, hidung saya tidak memanjang ketika saya berbohong kaya pinokio itu karena ALLAH menutupi aib saya …
Dan kalau kata guru mengaji [guru mengaji saya memang top banget deh] ”De kelak di Yaumil qiyamah ALLAH memanggil nama kita dengan lembut, lalu meletakkan sebuah penutup untuk berbicara langsung dan hanya kepada kita hingga tidak ada seorangpun tahu, lalu Ia mengatakan : “masihkah Engkau ingat wahai HambaKU dosa yang engkau lakukan pada saat ini dan ini“.
Dan kita tidak punya pilihan lain selain mengakuinya. Lalu Ia mengatakan,”Wahai hambaKU, sungguh Aku telah menutupi dosamu itu ketika engkau masih di dunia, maka hari inipun Aku tutupi dan Aku ampuni ia.” ( hadist riwayat bukhari )
Subhanallah, begitu maha kasih sayangnya ALLAH yang telah menutupi aib aib saya hingga saya tak nampak retak
Manusia itu tempat salah dan aib. Apabila ada orang memuji saya, itu bukanlah karena kehormatan yang ada pada diri saya jadi jangan keGRan, akan tetapi karena Allah menutupi aib saya dengan menampakkan kebaikan saya. Itu semua berkat penutup yang sangat indah dari ALLAH, penutup yang tak tembus pandang, penutup yang terbuat dari pahala pahala dan rajutan dzikir, dan cara mendapatkan penutup aib saya adalah dengan menutupi aib hamba hamba ALLAH yang lain.
Iya, simple kan ketika saya menutupi aib aib hamba yang lain maka ALLAH akan menutupi aib saya
Nah, akhirnya saya tersadar akan dua hal:
[1] ketika saya terlihat indah itu karena ALLAH menutupi aib aib saya sehingga saya nampak seperti gading yang tak retak, eh manusia yang tak retak
)ke[2] ALLAH tidak pernah ingkar janji, ketika saya mampu menutupi aib saudara saya maka ALLAH akan menutup aib aib saya, dan ketika ALLAH sudah menutupi aib saya jangan pula saya yang iseng membeberkan aib sendiri, bangga lagi sama dosa …. parah banget deh kalo sampai ada yang gini
)
Gimana? setuju kan bahwa tak ada manusia yang tak retak ….
From my blog: http://rinduku.wordpress.com/2010/03/06/tak-ada-manusia-yang-tak-retak/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H