Mohon tunggu...
Istiqomah
Istiqomah Mohon Tunggu... -

UIN SUNAN KALIJAGA, ILMU KOMUNIKASI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kloning: Apa Pendapatmu?

3 Januari 2016   12:36 Diperbarui: 3 Januari 2016   13:45 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era globalisasi yang meluas dan tanpa batas, membuat semua orang mampu berimajinasi dan berkhayal tingkat tinggi. Bahkan kemampuan yang begitu sulit dibayangkan bisa terwujud oleh manusia. Kloning, tak banyak diantara kita mengetahui apakah kloning itu ? kata kloning begitu awam ditelinga kita. Begitu pun dengan saya tidak terlalu paham dengan apa itu kloning. Tetapi karena saya mendapat tugas filsafat ilmu dan mendapat bagian untuk memfilsafati tentang kloning membuat saya harus banyak membaca tentang hal itu. Karena secara garis besar saya juga tidak terlalu paham mengenai kloning dan prosesnya serta pandangan dunia mengenainya.

Di awal tahun 1960, Kloning yang pertama kali dilakukan dalam tumbuhan adalah tumbuhan anggrek secara in vitro pada tanaman anggrek Cymbidium oleh Morel, serta diformulasikannya komposisi medium dengan garam mineral yang tinggi oleh Murashige dan Skoog. Sehingga hal tersebut memicu ilmuwan lain bereksperimen untuk mengkloning tumbuhan lain, kloning tumbuhan atau yang sering disebut dengan kultur jaringan ini begitu pesat berkembang di negara Perancis dan Amerika, hingga saat ini kloning tumbuhan sudah banyak berkembang dan tumbuhan yang dikloning pun tidak terbatas pada anggrek saja. Di Indonesia pun sudah terasa manfaat temuan kloning itu.

Dan dengan otak manusia yang terus bekembang tak sebatas tumbuhan, membuat ilmuwan bereksperimen untuk dapat mengkloning hewan, pada tahun 1997 ilmuwan sukses mengkloning hewan yakni dolly, domba berbulu lebat ini menjadi sejarah awal kloning hewan pertama didunia, proses kloning pada hewan tidak melalui pembuahan di sel telur melainkan dengan menyuntikan sel dengan metode Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT).Hewan cloning tersebut dihasilkandari inti sel epitel kambing domba dewasa yang dikultur dalam suatu medium, kemudian ditransfer kedalam ovum domba yang kromosomnya telah dikeluarkan, yang akhirnya menghasilkan anak domba kloning yang diberinama Dolly. Domba dolly ini pun tak seperti domba yang tercipta dari proses pembuahan, domba ini hanya mampu bertahan hidup sampai umur 6 tahun setengah umur dari dolly yang rata-rata hidup 11-12 tahun, diberitakan melalui media online bahwa dolly telah disuntik mati karena penyakit paru-paru yang dideritanya.

Jika diibaratkan kita baru mampu membayangkan hal tersebut, tentang setiap sel yang bisa menjadikan individu baru, tak habis fikir sebuah sel menciptakan hewan baru tanpa proses pembuahan di sel telur, jika hewan yang hampir mirip dengan sel-sel yang dimiliki manusia. Lalu, apa kabar dengan manusia? apa akan datang jaman dimana manusia saling menciptakan manusia dengan sel yang dimiliki?. Tetapi pertanyaan itu terjawab oleh ilmuwan asal Amerika Serikat dan Inggris yang mengatakan ia berhasil mengkloning manusia pertama bernama Eve, dia adalah bayi pertama yang berhasil lahir dari proses kloning ia lahir pada tanggal 26 Desember 2002, di pingiran Bahama, Amerika Serikat. Sebelum Eve sudah banyak ilmuwan yang bereksperimen untuk mengkloning manusia tetapi masih gagal, pernah juga ada yang mengatakan sudah berhasil mengkloning tetapi tidak disertai bukti ilmiah yang mendukung eksperimen tersebut hingga terlahir lah Eve yang membuktikan keberhasilan kloning manusia.

Kloning yang sudah mampu menciptakan individu baru dengan suatu sel, membuat banyak respon publik yang bermacam-macam. Mulai dari pro yang menganggap kloning dapat membantu pasangan infertil untuk memiliki keturunan, serta dapat membuat orang memiliki keturunan yang diinginkan.

Tetapi banyak tokoh agama dunia yang melarang kloning ini dilakukan pada manusia, karena melanggar aturan Tuhan sebagai Sang Pencipta dan melanggar proses penciptaan manusia, karena pada dasarnya tak ada manusia yang diciptakan dengan sifat dan ciri yang sama sekalipun itu kembar siam, dengan demikian itulah dasar manusia yang diciptakan dengan keunikan masing-masing.

Demikian sekilas mengenai kloning yang mungkin banyak kesalahan disana-sini, terimakasih komentar yang konstruktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun