Mohon tunggu...
Istiqomah
Istiqomah Mohon Tunggu... Freelancer - pegiat literasi

Fokus setajam sorot lensa

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Bangganya Menjadi Ibu Baru Bersama 16 Tahun Kompasiana

5 Oktober 2024   10:58 Diperbarui: 5 Oktober 2024   11:15 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepenuhnya saya akan jalani sebaik mungkin profesi menjadi ibu. Full mom istilah sekarang, selain kesempatan membersamai anak tidak dua kali ada alasan untuk melindungi dan memberi pemahaman utuh tanpa ada luka berikut dengan traumanya dan hutang pengasuhan.

Buah jatuh memang tidak jauh dari pohonnya, pepatah lama ini tidak sepenuhnya benar. Pelajaran penuh makna dari Al-Qur'an telah mengabadikan iman tidak bisa diwarisi dari insan yang bertakwa. Kisah Kan'an anak Nabi Nuh telah mewakili bagaimana anak menentang aturan Allah dan binasa karenanya.

Dia mengikuti jejak ibunya yang sama-sama turut membangkang. Harapannya, kita bisa mengambil pelajaran untuk bisa menjadi contoh dan teladan yang baik.

Sebuah studi konseling dari Biro Konsultasi dan  Pemeriksaan Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta menunjukkan seorang ibu yang punya waktu untuk mengasuh putra-putrinya lebih berhasil dan tangguh dalam menghadapi kesulitan kehidupan.

Namun, ketika mengasuh anak ketiga ibu tersebut sibuk dengan wirausaha yang digelutinya dan anaknya diserahkan oleh pengasuh. Hasilnya anak tersebut menjadi lebih mudah menyerah terhadap situasi dan keadaan. Apabila diperlukan ia akan menawar kepada orang lain untuk tidak melakukan pekerjaan yang tidak disukainya.

Apabila dibiarkan akan mengalami rendahnya motivasi untuk berkembang. Tentu ini ada kaitan erat dengan hubungan emosi.

Tentunya untuk menstabilkan tumbuh kembang anak dibutuhkan juga ibu yang tangguh. Energi-energi positif dari ibulah yang mengalirkan ke anaknya. Lebih dekat, lebih erat.

Menurut WHO di seluruh dunia sekitar 10% ibu hamil dan 13% ibu yang baru melahirkan mengalami gangguan mental, terutama depresi. Di negara berkembang angka ini bahkan lebih tinggi, yaitu 15,6% selama kehamilan dan 19,8% setelah melahirkan.

Meskipun demikian, ada beberapa cara untuk kita tunjukkan menjadi ibu yang bahagia dan menyenangkan.

1. Dukungan dari pasangan

Karena menjalin hubungan ini adalah pengorbanan satu sama lain. Tidak perlu mengukur siapa yang paling banyak berkorban. Cukup dengan kesadaran masing-masing terhadap pasangan bahwa ini aku tunjukkan kepada orang yang tersayang. Sudah tentu kita akan berbuat apapun dengan sepenuh hati. Perbaiki hubungan dan eratkan tujuan supaya saling terjaga hubungan yang harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun