Namun kenyataanya, kita masih bergantung pada investor asing dan aseng demi "pembangunan" katanya.
Paru-paru dunia terbabat habis demi ibu kota negara. Tambang-tambang emas dan perak dimiliki oleh oligarki semena mena.
Suku awyu masih terus menuntut haknya, desa wadas masih nestapa, warga rempang terlunta-lunta dalam kebingungan menuntut keadilan.
79 tahun merdeka kita masih bergantung tidak berdikari padahal disuatu masa kita pernah menjadi macan asia.
Justru aturan yang ditetapkan tidak sejalan dengan masalah yang ada. Aturan berjilbab tidak ada kaitannya dengan masalah serius bangsa ini.
Kesejahteraan, kemiskinan, pengangguran dan tetek bengek lainnya seakan menjadi nomor sekian. Tahun demi tahun berganti angkanya semakin meninggi.
Maka sudah saatnya, memaknai kemerdekaan adalah beralih dari sistem jahiliyah menuju sistem sempurna bagi seluruh umat manusia.
Salah satunya jilbab sebagai identitas muslimah dan larangan jilbab bagi paskibra tidak pantas untuk dilegislasikan karena aturan ini datang dari sumber yang maha kuasa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI