Saat pengukuhan paskibra tampak tidak ada satupun muslimah yang mengenakan jilbab, (baca:kerudung) kemudian menyita perhatian seluruh pihak atas larangan jilbab karena jelas tidak sesuai dengan aturan islam.
Apatah lagi indikasi yang terjadi karena turut andilnya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai penanggung jawab paskibra.
Larangan jilbab paskibra sejatinya memicu anti keberagaman itu sendiri. Mengapa harus jilbab yang dilarang? Padahal harusnya tidak ada pilih kasih dalam urusan kebhinekaan.
Justru ada beberapa pahlawan muslimah yang turut andil dalam perjuangan kemerdekaan. Mereka tidak goyah berdiri ikut dalam kancah perjuangan.
Seperti R.A Kartini, Laksmana Malahayati, Cut Nyak Dien, Rasuna Said dan lainnya. Muslimah pejuang kemerdekaan yang dikenal tidak meninggalkan identitasnya. Beberapa dari mereka terdapat foto mengenakan jilbab.
Perjuangan yang didorong oleh spirit islam membuat bangsa ini merdeka. Pekikan takbir bersahut-sahutan membuat getar penjajah.
Ingat takbir menjadi simbol perjuangan pahlawan membakar semangat. Dulu, mereka membawa islam sebagai alasan mengapa berjuang untuk merdeka.
Jika semarak kemerdekaan hari ini justru meninggalkan agama, berarti ini pertanda ide sekulerisme menjadi standarnya.
Percayalah mencampakkan hukum syariat islam demi hukum buatan manusia tidak akan mempan.
Kedudukannya tidaklah sama, hukum buatan manusia menciptakan ketimpangan bahkan hari ini jelas kita sungguh tak nampak merdeka.
Merdeka adalah terbebas dari penghambaan manusia terhadap manusia lainnya.